Breaking News
Turisn Asing di Bali (Foto : CNN Indonesia)

Takut Perang

Turisn Asing di Bali (Foto : CNN Indonesia)

Oleh: Joko Intarto

 

Russia dan Ukraina berperang sejak 7 bulan lalu. Tetapi warga kedua negara itu rukun-rukun saja di Bali. Mereka tak peduli dengan konflik politik di negara masing-masing. Liburan lebih penting ketimbang perang.

Cerita liburan warga Russia dan Ukraina di Bali itu saya peroleh dari Kadek, seorang driver mobil rental di Denpasar, Sabtu. “Sejak Russia dan Ukraina berperang, jumlah wisatawan dari kedua negara yang datang ke Bali kian banyak,” tutur Kadek sembari menyantap ikan bakar.

Selama 7 bulan terakhir, tamu dari kedua negara yang dilayani Kadek tergolong dominan. “Sekitar 60 persen wisatawan asing yang saya handle dari Russia dan Ukraina. Sebelum perang tidak sebanyak ini,” kata Kadek.

Selain jumlahnya makin banyak, wisatawan dari Russia dan Ukraina memilih tinggal cukup lama di Bali. Mereka menyewa villa tidak untuk seminggu dua minggu melainkan hingga berbulan-bulan. Bahkan banyak yang mengurus KITAS,” tutur Kadek yang sudah menekuni jasa wisata sejak 2013 itu.

Benarkah warga Russia dan Ukraina ke Bali untuk wisata? Tidak begitu jelas. Tetapi di Russia saat ini tengah berlangsung proses pemanggilan 300 ribu warga sipil sebagai tentara cadangan untuk diterjunkan ke medan tempur di Ukraina.

Banyak warga Russia yang memilih pindah alamat secara diam-diam dan berhenti dari pekerjaan formalnya agar sulit ditemukan petugas perekrut tentara cadangan. Yang punya uang, memilih kabur ke luar negeri dengan alasan berwisata.

Generasi milenial sebenarnya menyukai perang. Tapi secara virtual. Bukan beneran.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur