Breaking News
(Foto : Abdillah Toha/istimewa)

Bencana

Oleh: Abdillah Toha

(Foto : Abdillah Toha/istimewa)

Kemarin kita sedikit menyinggung tentang bencana dan hubungannya dengan Rahmat Allah. Sementara kita simpulkan bahwa bencana alam dapat dilihat dari dua sisi yakni bagian dari kesimbangan alam dan karena ulah manusia.

Sesungguhnya bencana yang menimpa manusia dan makhluk lain ada paling sedikit tiga macam. Bencana alam, bencana sosial, dan bencana kecelakaan. Meski terpisah, seringkali ketiga jenis bencana itu berhubungan.

Bencana Sosial terjadi kala masyarakat telah mencampakkan nilai-nilai moral, kesusilaan, akhlak, dan keadilan sehingga terjerumus kedalam sebuah lingkungan yang tidak mampu mendukung tata kehidupan yang tertib dan damai. Bencana jenis ini yang juga berakibat pada kemiskinan, kekacauan, perang, dan sebagainya adalah sepenuhnya tanggung jawab manusia untuk mengatasinya melalui kemajuan peradaban dan keadaban. Fungsi agama disini membantu manusia memberi petunjuk menuju pencapaian makna hidup yang sejati.

Bencana Kecelakaan bisa terjadi karena kelalaian manusia maupun faktor alam. Bencana jenis ini disebabkan oleh keterbatasan informasi yang ada di tangan manusia. Agama mengarahkan manusia untuk berdoa bagi meraih bantuan Allah untuk mengatasi berbagai faktor (random) yang berada diluar kendali manusia.

Bencana Alam oleh sebagian ulama ditafsir sebagai manifestasi kemurkaan Allah atau hukuman yang dijatuhkan Allah kepada makhlukNya. Padahal dalam Al-Quran ayat-ayat yang menunjuk kepada bencana sebagai hukuman digambarkan hanya pada saat Nabi masih ada dan ketika manusia tetap membangkang dan mengganggu utusan Allah setelah Allah mengirim utusanNya, seperti umat Nuh, Firaun, kaum Lut dsb.

Sebagian besar ulama karenanya tidak sependapat dengan pandangan bencana alam sebagai hukuman atau manifestasi kemurkaan Allah di era setelah tiada Nabi lagi. Sifat-sifat Allah yang Rahman Rahim jauh lebih luas dari sifat murkanya dan kemauan untuk menghukum.

Bencana alam bisa juga dilihat dari sisi lain yakni hikmahnya. Pertama, ia merupakan bala’ dalam arti ujian bagi yang terkena bencana maupun bagi yang tidak terkena. Yang terakhir ini diuji apakah mereka tergerak untuk membantu yang terkena becana. Kedua, bencana alam adalah semacam kiamat kecil sebelum kiamat besar di akhir zaman. Ia dimaksudkan mengingatkan kita akan fananya dunia. Bahwa hidup ini hanya sementara dan sewaktu-waktu bisa terhenti, dan suatu saat semuanya akan punah kecuali Allah.

Namun pandangan yang lebih maju mengatakan bahwa bencana alam adalah fenomena alam yang dari sisi manusia terasa sebagai bencana sedang sebenarnya itu adalah dinamika alam dalam menjaga keseimbangan ekologi, dan karenanya pula merupakan bagian dari keadilan Tuhan.

Gempa yang diakibatkan oleh pergeseran lempeng bumi atau meletusnya gunung berapi atau curah hujan umpamanya adalah proses penciptaan topografi dan penyebab kehidupan dan kesuburan alam. Ia adalah bagian dari Sunnatullah yang perlu diteliti dan dipahami oleh manusia. Ilmu pengetahuan saat ini sudah sangat maju dalam memahami berbagai fenomena alam meski belum mampu menguasai seluruhnya.

Bencana alam, termasuk didalamnya bencana wabah penyakit yang mengakibatkan banyak korban disebabkan oleh paling tidak tiga hal. Pertama, belum dikuasainya semua ilmu tentang fenomena alam sehingga tidak dapat diantisipasi dan dijelaskan secara rasional. Sain sudah bisa memprediksi cuaca, tsunami dsb tapi sampai sekarang belum bisa menghitung kapan persisnya gempa akan terjadi.

Kedua, karena kelalaian dan kesembronoan manusia. Ketika kita sudah tahu bahwa banjir disebabkan oleh melimpahnya hujan yang tak tertampung oleh aliran sungai dan tanah resapan serta disebabkan oleh penggundulan hutan, masyarakat dan pemerintahnya membiarkan hal tersebut berkelanjutan tanpa upaya mengantisipasi dan memperbaiki keadaan.

Ketiga, rakus dan tamak serta kebejatan moral yang merambah tanah dan hutan dan menyebabkan polusi, serta menciptakan efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global. Kerakusan dicampur kebodohan ini kemudian merusak tatanan harmoni hubungan manusia dan alam.

Salah satu ayat Quraniyah yang memperingatkan manusia tentang kerusakan yang menjadi tanggung jawab manusia adalah: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS 30-41)

 

(Dari buku : Buat Apa Beragama)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur