Breaking News
(Foto : Istimewa)

Membongkar Kuburan Abu Ayyub Al Anshari

Oleh: Akmal Burhanuddin Nadjib

(Foto : Istimewa)

Ketika tentara Muawiyah bin Abi Sufyan sedang melakukan pengepungan benteng Konstantinopel, Abu Ayyub Al Anshari menyampaikan wasiat jika dirinya wafat agar dikuburkan disamping tembok benteng Konstantinopel.

Ketika beliau wafat, tentara kaum Muslimin berusaha membawa dan melindungi jasadnya dengan perisai menuju titik terdekat dengan benteng agar bisa menguburkannya sesuai wasiat.

Mengetahui hal tersebut Kaisar mengirimkan utusan menemui Yazid bin Muawiyah untuk mengatakan,

“Kami akan mengizinkan kalian untuk menguburkan sahabat Nabi kalian di dekat benteng Konstantinopel, namun setelah kalian pulang, kami akan menggalinya kembali dan melemparkan bangkainya untuk makan anjing.”

Mendengar pesan yang disampaikan Kaisar, Yazid pun membalas dengan mengirimkan pesan,

“Demi Allah Dzat Yang Maha Besar aku bersumpah, jika tangan kalian terjulur ke kuburannnya, maka tidak akan kubiarkan seorang Nasrani pun untuk hidup di negeri-negeri Muslim dan tidak ada satu gereja pun yang boleh tegak berdiri, kecuali aku hancurkan.”

Setelah membaca pesan Yazid bin Muawiyah, Kaisar Romawi ketakutan dan memerintahkan anak buahnya untuk melindungi dan menjaga kuburan Abu Ayyub Al Anshari karena khawatir jika ada masyarakat yang menggali atau merusaknya sehingga bisa membuat Muawiyah bin Abi Sufyan, Khalifah yang berkuasa saat itu menjadi marah.

Pada saat Muhammad Al Fatih memasuki Konstantinopel, dia memerintahkan pembangunan masjid di atas makam Abu Ayyub al-Ansari dan menceritakan dalam catatan memorialnya:

“Kisah itu telah berakhir di sini, aku telah berhasil menaklukkan Konstantinopel, aku telah shalat di Hagia Sopia, aku telah mengubah gerejanya menjadi masjid yang indah. Namun aku tetap merindukan untuk bisa shalat di Masjid Abu Ayyub Al Anshari.

Aku akan mengambil berkah dari sahabat Rasulullah. Airmataku akan membasahi jenggotku saat kukirimkan shalawat dan salam kepada manusia pilihan yang telah menyampaikan petunjuk (Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم). Siapapun yang mendapatkan kehormatan akan selalu disebut oleh lisannya yang mulia sebelum cahaya terlihat.

Berilah kabar gembira dan Allah akan memberikan kenikmatan kepadanya berupa keridhoan. Semoga Allah menerima semua amal shalih yang telah kukerjakan mengampuni ijtihadku yang melampaui batas.”

 

(Sumber : Al Iqdi Al Farid karya Ibnu Abdi Rabbih – Daulah Umawiyah wa Awamil Izdihar – Ali Shalabi

Umar bin Abdul Aziz Ma’alim Tajdid – Ali Shalabi)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur