(Foto : Istimewa)

Ikrimah Pencetus Pasukan Berani Mati

Oleh: Akmal Burhanuddin Nadjib

(Foto : Istimewa)

Ikrimah bin Amr bin Hisyam adalah putra dari dedengkot Quraisy. Ayahnya lebih dikenal dengan nama Abu Jahal ketimbang namanya Amr bin Hisyam.

Saat itu kekuatan Romawi yang jumlahnya mencapai setengah juta orang berhasil mengepung pasukan Muslimin dari berbagi arah dan siap untuk menghancurkan.

Melihat kondisi genting yang sedang dihadapi pasukan Muslimin, Ikrimah bin Abi Jahal sebagai salah satu prajurit mengangkat pedangnya dan membuat keputusan yang sangat sulit bagi siapapun. Ya, dia memutuskan untuk berjuang hingga mati menghadapi pasukan Romawi.

Suaranya yang lantang menggelegar bagaikan petir memanggil pasukan Muslimin, “Wahai kaum Muslimin, siapakah diantara kalian yang siap sumpah setia untuk berperang hingga titik darah penghabisan?”

400 orang sukarelawan merapat mendekati Ikrimah. Merekalah yang dalam sejarah dikenal dengan nama “Pasukan Berani Mati”.

Melihat kondisi seperti itu, Khalid bin Al-Walid bergegas mendekati Ikrimah dan berusaha untuk mencegah agar tidak mengorbankan dirinya.

Ikrimah menatap tajam Khalid. Keningnya memancarkan sinar sambil berkata kepada Khalid,

“Biarkan aku mengambil keputusan ini wahai Khalid. Engkau telah lebih dahulu melakukan banyak kebaikan bersama Rasulullah. Sedangkan aku dan ayahku adalah orang yang paling keras menentang Rasulullah. Biarkan aku menebus kesalahan masa laluku. Dahulu aku memerangi Rasulullah dalam berbagai peperangan, apakah hari ini aku harus lari dari kepungan Romawi?! Hal ini tidak boleh terjadi.”

Pasukan Romawi dikejutkan dengan pergerakan pasukan berani mati yang dipimpin Ikrimah yang bergerak maju bagaikan singa yang mengamuk menyerang mematahkan leher mereka.

Sukarelawan pasukan berani mati terus maju merangsek bergantian membuyarkan konsentrasi ribuan pasukan Kekaisaran Romawi yang mengepung pasukan Muslimin.

Ikrimah bin Abi Jahl yang memimpin pasukan berani mati terus maju hingga jantung kekuatan pasukan Romawi untuk mematahkan pengepungan. Tindakan patriot Ikrimah dan pasukan berani mati membuat pasukan Romawi ketar-ketir.

Komandan perang Romawi memerintahkan agar seluruh anak panah diarahkan kepada pasukan berani mati yang terus merangsek maju tanpa takut mati.

Kuda yang ditunggangi Ikrimah limbung terjatuh karena disebabkan banyaknya anak panah yang bersarang ditubuhnya. Ikrimah melompat dari punggung kudanya dan terus menerjang puluhan ribu pasukan Romawi dengan pedangnya. Kini anak-anak panah Romawi diarahkan ke jantung Ikrimah.

Pasukan berani mati yang telah bersumpah setia yang menyaksikan tindakan heroik Ikrimah langsung terpacu untuk menyusul komandan pasukan berani mati demi meraih kematian dijalan Allah sebagaimana yang telah mereka ucapkan dalam janji setia.

Pasukan Romawi hampir tidak percaya dengan pemandangan yang ada dihadapan mereka. 400 orang pasukan berani mati kaum Muslimin yang telah sumpah setia terus maju menjemput kematian. Allah telah menjadikan hati pasukan Romawi gentar dan ketakutan.

Pasukan Romawi mundur kebelakang melarikan diri. Teriakan takbir yang digaungkan pasukan berani mati yang dipimpin Ikrimah telah membuat pasukan Romawi kocar-kacir, sehingga pengepungan terhadap pasukan kaum Muslimin dapat diakhiri.

Khalid bin Walied bergegas mencari sepupunya, Ikrimah bin Abi Jahal di tengah korban yang bergelimpangan. Tubuh Ikrimah didapati bersimbah darah tidak jauh dari Al Harits bin Hisyam dan Ayasy bin Abi Rabiah yang juga terluka parah.

Dalam rintihannya Al Harits bin Hisyam meminta seteguk air. Namun sebelum meminumnya, ia melihat Ikrimah bin Abi Jahal yang terbaring lemah tidak jauh darinya. Al Haris mengatakan kepada orang yang membawa air, “Berikan air itu kepada Ikrimah, karena ia lebih haus daripada aku.”

Ketika pembawa air mendekati Ikrimah dan akan meneguknya, Ikrimah melihat Ayasy yang bersebelahan tidak jauh darinya. Ikrimah meminta kepada pembawa air agar memberikan air kepada Ayasy terlebih dahulu.

Namun Ayasy menolak untuk meminum air yang dibawakan kepadanya sambil mengatakan, “Aku tidak akan meminum air itu sampai saudaraku yang meminta pertama kali meminum nya.”

Maka orang yang membawa air itupun akhirnya kembali ke tempat Al Harits bin Hisyam. Namun sayang, ia mendapati Al Harits telah menghembuskan nafas terakhirnya. Saat mereka menengok Ikrimah, Ikrimah pun telah syahid. Air pun dibawa ke Ayasy, namun Ayasy sudah tidak bergerak.

 

(Sumber : Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir – Tarikh At Thabari – Siyar A’lam an Nubala Adz Dzahabi)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur