Breaking News
(Foto : Kompasiana)

Kekuasaan dan Pemutarbalikkan Fakta

Oleh: H. Syofyan Hadi, M. Hum

(Foto : Kompasiana)

Saat Zulaikhah hendak menaklukan Yusuf demi memenuhi ambisinya, maka Yusuf berusaha menyelamatkan diri dengan cara lari sekuat tenaga menuju pintu keluar. Zulaikahpun memburunya dari belakang dan berhasil menarik baju Yusuf hingga bajunya pun sobek. Alangkah terkejutnya mereka saat pintu terbuka, ternyata suami Zulaikhah telah berdiri di depan pintu.

Zulaikhah pun seketika mengubah keadaan dengan memutarbalikan fakta dengan menuduh Yusuf sebagai pihak yang hendak mencelakakan dirinya. Demikian seperti firman-Nya :

وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِنْ دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَنْ يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ)

“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan adzab yang pedih?” (QS. Yusuf [12]: 25).

Apa yang terjadi kemudian? Yusuf akhirnya diputus bersalah dan harus mendekam di dalam penjara selama sepuluh tahun. Demikian seperti firman-Nya :

فَلَبِثَ فِي السِّجْنِ بِضْعَ سِنِينَ

“Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya”. (QS Yusuf: 42).

Kenapa Yusuf yang dipenjara sekalipun benar? Karena dia sedang berhadapan dengan kekuasaan.

Begitulah sifat kekuasaan yang dengan mudah memutarbalikan fakta, hingga korban bisa menjadi menjadi pelaku dan pelaku berubah menjadi korban.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur