Breaking News
Drama asal Turki yang pernah tayang di televisi Indonesia (Foto : Brilio)

Turki Panen Devisa dari Industri Drama

Oleh: Nandang Burhanudin

Drama asal Turki yang pernah tayang di televisi Indonesia (Foto : Brilio)

“Tahun 2023, devisa ekspor dari drama dan film, ditargetkan 1 miliar dollar.” (Presiden Erdogan)

Keberhasilan Turki dalam sektor industri drama, membawa sejumlah keberhasilan di sektor lain. Di antaranya:

  1. Peningkatan jumlah wisatawan yang mencapai 50 juta turis tahun 2019.
  2. Meningkatnya pendapatan sektor pelayanan wisata dan tetek bengeknya, hingga mampu menggerakkan roda ekonomi UMKM dan sektor real.
  3. Meningkatnya investor individual maupun lembaga hingga Turki dapat melakukan pembangunan infrastruktur tanpa hutang.

Menurut Presiden Erdogan, Turki menjadi negara yang mampu menarik kedatangan turis selama 4 musim keseluruhan dalam setahun. Dampaknya pada ekspor barang Turki yang mencapai surplus pada angka $ 182 miliar tahun 2019 dan setengah Milyar dolar pada 2023.

Tercatat Saudi Arabia, Pakistan, Mesir, Argentina, Chili, Sudan, menjadi penikmat serial Turki. Dana investasi individual warga Saudi mencapai 5 miliar dollar.

Serial Turki “Apa Kesalahan Fatima?” Pada tahun 2015 didubing ke dalam bahasa Spanyol dan Portugis meraih animo masyarakat luas di Amerika Selatan. Di Argentina sendiri, episode serialnya telah ditonton lebih dari 12 juta orang.

Selain manfaat material tersebut, pemerintah Turki sukses menjalankan jenis diplomasi “soft power”.

Menurut mantan menteri Turki untuk urusan Uni Eropa, Igjmen Bagis, Turki menggunakan drama sebagai landasan soft powernya (sebuah konsep yang diciptakan oleh Joseph Nye, seorang profesor di Universitas Harvard Amerika untuk menggambarkan kemampuan menarik dan menguasai tanpa paksaan atau penggunaan kekuatan sebagai alat persuasi).

Mantan Menteri Kebudayaan Turki, Omar Celik, mengatakan dalam pernyataan pers bahwa keuntungan Turki dari drama televisi lokal memainkan peran utama dalam diplomasi “kekuatan lunak” di kawasan.

Ia mencontohkan hingga akhir tahun sembilan puluhan, hubungan Arab-Turki tetap tegang, dan mereka terus mengalami ketidakpercayaan di kedua sisi. Persepsi membatu luar biasa, dan berlangsung dalam kurun waktu lama. Hubungan ini membuat kerja sama antara Turki dan negara-negara Arab yang kuat saat itu, seperti Mesir dan Suriah, sangat minor.

Kemenangan AKP Turki pada tahun 2002 menandai awal dari era baru kerja sama antara kedua kutub, dan volume pertukaran perdagangan berlipat ganda enam kali antara 2002 dan 2011, hingga kekuatan Turki di Timur Tengah menjadi melesat.

Dari sudut pandang Turki, penghargaan atas popularitas serial ini karena persepsi masyarakat Arab bahwa Turki telah menjadi negara modern dan maju. Alhasil, orang Arab semakin bersemangat untuk belajar dan mempelajari bahasa dan budaya Turki, dan juga jumlah wisatawan Arab meningkat.

Adapun dari sudut pandang Arab, disebutkan bahwa serial ini telah menciptakan kesadaran di kalangan orang Arab, terutama dalam menyikapi isu-isu sipil kemasyarakatan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Pencapaian dan grand narrative AKP Turki, nampaknya susah dicapai oleh gerakan dan parpol Islam manapun. Selain tidak memiliki kemampuan seni tinggi, skill dalam urusan sineas pun di kalangan Islamis, masih minim.

(Judul oleh redaksi dari semula ‘Anjing Menggonggong Erdogan Berlalu’)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur