thayyibah.com :: “Kalian harus menjauhi penyakit umat-umat sebelum kalian yaitu kedengkian dan kebencian. Kebencian adalah perkara yang akan menghilangkan. Aku tidak berkata hilang rambut tetapi hilang agama.” (HR Baihaqi)
Senang lihat orang lain susah. Susah liat orang lain senang. Orang lain sibuk berbuat kebaikan. Kita sibuk cari-cari cela untuk menjatuhkan
Melihat orang lain dilebihkan dg kebaikan, hati kita panas dingin kelojotan. Kenapa dia, bukan saya?
Buruk wajah cermin yg dibelah. Belum bisa menyamai amal kebaikan seseorang, lantas menyuruh orang lain jangan menampakkan amal kebaikannya
Jangan tunjuk siapa-siapa, tunjuk diri sendiri dulu ? Jangan-jangan kita jarang diliputi kebaikan sebab hati kita memang masih kotor dipenuhi kedengkian? ?
Adapun mengharap kenikmatan dan kebaikan yg sama untuk diri sendiri tanpa berharap hilangnya kenikmatan tersebut dari pemiliknya, maka tidaklah disebut Hasud. Ini adalah Al-Ghibtah. Ghibtah dalam melihat perkara duniawi hukumnya mubah. Ghibtah dalam perkara ibadah/ketaatan hukumnya sunnah
Maka cara menghindari kebiasaan mendengki adalah rajin mendoakan setiap melihat orang lain mendapat kebaikan dan kenikmatan yg lebih dari kita
“Barang siapa yg mendoakan saudaranya saat ia tidak bersamanya, maka malaikat yg diserahi untuk menjaga dan mengawasinya berkata, ‘Semoga Allah mengabulkan; dan bagimu semoga mendapat yg sepadan’.” (HR Muslim)
Malah enak toh? ? Maka jangan mendengki, bersihkan hati. Insya Allah kebaikanlah yg akan meliputi kita semua
“Manusia akan senantiasa ada dalam kebaikan selama mereka tidak saling dengki.” (HR Thabrani).