Breaking News
(Foto : Tarmidzi Yusuf)

AWAS JEBAKAN POLITIK!

Oleh : Tarmidzi Yusuf

(Foto : Tarmidzi Yusuf)

 

Terus terang saya belum mengetahui siapa di belakang aksi mahasiswa yang demo 19 dan 23 September 2019. Saya tidak mau terbawa informasi yang belum jelas. Apalagi menyimpulkan mahasiswa benar-benar mulai bergerak. Banyak keanehan yang saya temui dengan demonstrasi mahasiswa, seperti; demo di depan Gedung DPR melebihi batas waktu, yaitu jam 18.00, lunaknya sikap aparat, termasuk munculnya gerakan mahasiswa secara tiba-tiba dengan isu revisi UU KPK dan RUU KUHP. Bukankah mahasiswa telat demonya karena UU KPK sudah disahkan DPR. Kemarin-kemarin kemana aja???

UU KPK hasil revisi sudah disahkan oleh DPR. Bila Presiden tidak tanda tangan, tidak secara otomatis berlaku. Apalagi belum diundangkan dalam lembaran negara. Masih ada waktu 30 hari bagi Presiden untuk tanda tangan atau tidak. Wajar kalau banyak pihak curiga. DPR dan Presiden sedang “bermain-main” dengan menggoreng beberapa RUU untuk agenda pengalihan isu.

Tulisan ini tidak bermaksud mengecilkan demonstrasi mahasiswa. Tidak pula untuk mengecilkan harapan pentingnya pergantian Presiden. Kita perlu mengetahui siapa yang bermain dengan demonstrasi mahasiswa akhir-akhir ini. Sejarah telah membuktikan. Demo mahasiswa ditunggangi oleh elit politik yang sedang bertikai. Biasanya orang-orang di seputar Presiden karena ada persaingan dan perebutan pengaruh.

Saya teringat peristiwa MALARI tahun 1974. Demo yang berakhir rusuh merupakan akibat konflik dan persaingan orang-orang dekat Pak Harto, yaitu Ali Moertopo Aspri Soeharto versus Jenderal Soemitro, Pangkopkamtib kala itu. Akhirnya Soemitro dicopot oleh Soeharto. Soemitro terpental dari arena politik.

Begitu juga demo mahasiswa tahun 1998. Demo menuntut Soeharto lengser. Telah menelan korban mahasiswa Universitas Trisakti. Demo ini ditengarai ditunggangi oleh Kelompok Benny Moerdani yang sudah merencanakan menjatuhkan Soeharto melalui kerusuhan dengan mengkambinghitamkan Prabowo. Benny Moerdani lakukan hal ini setelah “ditendang” dari arena kekuasaan oleh Soeharto.

Terakhir demo kemarin, 23 dan 19 September 2019. Perlu saya sampaikan dan saya tidak mau menyebut nama. Saat ini sedang terjadi konflik antara kelompok lubaperan versus kelompok gemwatt. Dua Kelompok ini orang-orang di sekitar Jokowi. Salahsatu kelompok konon akan dihabisi ambisi politiknya. Persaingan dan perebutan posisi politik di kabinet yang akan datang.

Atau bisa juga “disetting” sedemikian rupa oleh dua kelompok tersebut. Kita akan mengetahui siapa lawan siapa, siapa dapat apa, dan siapa tidak dapat apa-apa setelah 20 Oktober 2019. Dari sinilah kita akan mengetahui siapa aktor intelektualnya.

Silahkan cermati. Silahkan cross-check setiap informasi yang berseliweran di dunia maya. Jangan mudah percaya. Hati-hati anda dimanfaatkan oleh kepentingan politik yang tidak membela rakyat. Tidak menutup kemungkinan komunis dan salibis berkonspirasi. Betapa kagetnya setelah tahu siapa dibelakang mereka Saya tidak menakut-nakuti, sekedar mengingatkan agar kita berpikir jernih yang kita bela siapa? Jangan-jangan yang kita bela musuh Islam. Naudzubillahi summa Naudzubillahi.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur