thayyibah.com :: Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Covusoglu menegaskan negaranya akan tetap menjadi bagian Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hal itu meskipun Turki membeli sistem pertahanan udara asal Rusia, S-400.
“Kawasan ini sedang tidak stabil, maka kami harus komitmen untuk meningkatkan pertahanan. Pembelian S-400 tentu menambah kemampuan kami dalam pertahanan udara dan dari serangan rudal,” ujar Covusoglu seperti dikutip dari RT Arabic, Ahad (01/09/2019).
“Tapi pembelian S-400 itu sama sekali tidak berpengaruh pada komitmen kami terhadap NATO,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Covusoglu mengungkap alasan mengapa negaranya memilih membeli sistem pertahanan dari Rusia. Menurutnya, ada rasa tidak percaya yang dilakukan para sekutu Turki di NATO.
“Ketika kami menyampaikan rencana ini, kami melihat mereka lebih mengedepankan perjanjian jual beli daripada hubungan koalisi ini,” ujarnya.
Selain itu, proposal yang diajukan anggota NATO sama sekali tidak menjawab kebutuhan Turki. Bahkan permintaan-permintaan Turki terkesan diabaikan.
Di sisi lain, ia menyebut Rusia menunjukkan sikap yang berbeda. Selain itu, Sistem S-400 sangat tepat dan menjawab kebutuhan Turki.
“Pembelian sistem pertahanan dari Rusia sama sekali tidak mengubah strategi Turki. Kami tetap berkomitmen di NATO, kami tetap komitmen terhadap pertahanan bersama, serta akan terus menjalin komunikasi dengan mereka dalam hal pertahanan,” jelasnya.
Diketahui, keputusan Turki membeli S-400 dari Rusia menuai kecaman dari NATO terutama Amerika Serikat. Alasannya, sistem pertahanan udara itu tidak kompatibel dengan negara-negara anggota NATO.
Hanya saja, Turki bergeming. Bahkan pengiriman tahap awal S-400 telah dilakukan beberapa bulan lalu. Saat ini, Turki sedang menantikan pengiriman S-400 tahap kedua dari Rusia. (thayyibah.com)