thayyibah.com :: Otoritas Zionis Israel dikabarkan tengah berupaya mendorong warga Palestina di Jalur Gaza untuk berhijrah. Menurut seorang pejabat tinggi Israel, hal itu dilakukan dengan berbagai pendanaan perjalanan secara bertahap kepada warga Palestina.
Pejabat tersebut menambahkan, desakan agar warga Palestina berhijrah dari Jalur Gaza itu berangkat dari kekhawatiran Israel terhadap ancaman krisis yang ada di kawasan tersebut.
Tak hanya itu, Israel juga takut terjadi ledakan penduduk di Gaza yang akan berdampak pada keamanan, ekonomi, politik dan strategis Israel.
Berbicara di media Israel, pejabat penting di pemerintahan PM Benyamin Netanyahu itu menyebut pihaknya mendorong perpindahan warga Palestina di Gaza dengan membuka pintu ‘migrasi sukarela’.
Israel, sebutnya, juga berupaya melobi sejumlah negara yang dapat menampung warga Palestina dalam program ini. Namun upaya itu hingga kini belum membuahkan hasil.
Zionis Israel juga dikabarkan siap mendanai perpindahan warga Palestina ini. Nantinya, mereka yang setuju pindah akan diberangkatkan dari Bandara Angkatan Udara yang ada di selatan wilayah itu.
Bom Waktu
Pengamat Israel Hatim Abu Zaidah mengatakan, permasalahan yang terjadi di Jalur Gaza sangat menjadi perhatian Israel. Menurutnya, permasalahan-permasalahan itu merupakan bom waktu bagi Israel.
“Bom waktu itu sewaktu-waktu dapat meledak disebabkan krisis ekonomi dan kehidupan, serta bertambahnya jumlah penduduk secara tidak terbendung,” ujar Hatim seperti dikutip dari Anadolu Arabic, Ahad (25/08/20190).
Hatim menambahakan, mengepung Gaza selama 13 tahun terakhir sama sekali tidak membuat Israel senang dan merasa menang. “Itulah sebabnya mereka mempermudah perpindahan warga Palestina dari Gaza,” imbuhnya.
Israel, sebut Hatim, sangat paham bahwa jumlah penduduk di Gaza terus bertambah setiap harinya. Hal itu tentu menjadi ancaman bagi Israel di masa mendatang, di samping masalah-masalah ekonomi dan sosial.
Entitas Zionis itu berpandangan, mempermudah perpindahan warga Palestina ke Eropa dan Amerika akan sedikit mengurangi jumlah penduduk Gaza. Hal itu juga akan mempermudah dalam mengatasi permasalahan ekonomi dan demografi yang tersisa.
Saat ini, jumlah penduduk di Jalur Gaza sebesar 1,99 juta. Dari jumlah itu, 1,01 di antaranya laki-laki, dan 980 ribu lainnya wanita. Menurut badan statistik Palestina, angka tersebut adalah data hingga bulan Juni 2019.
Sekitar 56,6 persen dari penduduk Jalur Gaza menghadapai rawan pangan. Sementara penduduk yang hidup di bawah angka kemiskinan mencapai 80 persen. (thayyibah.com)