thayyibah.com :: Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu berhasil mengamankan masa jabatan kelima setelah penantang terbesarnya, Benny Gantz, mengakui kekalahannya pada Rabu (10/4).
Dengan hampir semua suara dihitung, koalisi antara Partai Likud Netanyahu dan partai-partai sayap kanan dan keagamaan yang lebih kecil berhasil membentuk mayoritas 65 kursi di parlemen Israel atau Knesset yang memiliki 120 kursi.
Dengan memiliki suara mayoritas, koalidi Likud dapat membentuk pemerintahan.
Dengan kemenangan Netanyahu serta koalisinya, maka itu berarti mimpi buruk warga Palestina belum usai.
Analis Palestina yang berbasis di Haifa dan mantan penasihat hukum untuk negosiator perdamaian Palestina, Diana Buttu, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mandat baru Netanyahu akan memungkinkan dia untuk melanjutkan kebijakan apartheid, kolonisasi, dan rasis terhadap Palestina.
Buttu mengatakan bahwa selama Netanyahu menjabat sebagai perdana menteri Israel, Otoritas Palestina telah mendesak masyarakat internasional untuk campur tangan atas pemboman Gaza, pembangunan pemukiman, penghancuran rumah-rumah Palestina, pengesahan hukum negara-bangsa dan mengenai aneksasi dari Tepi Barat.
“(Netanyahu) secara ideologis menentang kebebasan Palestina (dan) dia akan terus melakukan apapun yang dia inginkan terhadap Palestina,” kata Buttu.
“Pesan yang dikirim oleh publik Israel sangat jelas. Mereka mendukungnya, mereka mendukung kebijakan apartheid, mereka mendukung kebijakan kolonisasi dan mereka mendukung seorang rasis,” jelasnya. (thayyibah.com)