thayyibah :: Pemerintah Bangladesh mengaku tidak mampu lagi menampung lebih banyak pengungsi Muslim Rohingya dari negara bagian Rakhine di Myanmar. Hal itu telah disampaikan Bangladesh kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) baru-baru ini.
Sejak Agustus 2017 lalu, ada lebih dari 700.000 Muslim Rohingya yang melarikan diri menuju Bangladesh. Mereka memilih tinggal di kamp pengungsian di Cox’s Bazar, Bangladesh, akibat kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan kelompok ekstremis Budha dan militer Myanmar.
Sejauh ini, sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat (AS), Inggris serta PBB telah mengecam keras tindakan militer Myanmar itu. Hanya saja, Myanmar tetap bungkam dan membantah melakukan pembersihan etnis di Rakhine.
“Dengan menyesal saya memberi tahu Dewan (DK PBB) bahwa Bangladesh tak lagi mampu menampung lebih banyak orang dari Myanmar,” kata Menteri Luar Negeri Bangladesh Shahidul Haque seperti dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat (01/03/2019).
Bahkan Haque menyebut Myanmar selama ini hanya mengucap janji palsu selama proses pemulangan pengungsi Rohingya ke tanah kelahiran mereka.
“Tidak seorang pun Rohingya secara sukarela kembali ke Rakhine karena tidak ada lingkungan yang kondusif di sana,” kata Haque.