Achfas Achsien (baju hijau) bersama Yusuf Mansur dan beberapa petinggi Paytren (foto : istimewa)

Diduga Menilep Uang Penjualan Harta Warisan

DIREKTUR PAYTREN DIGUGAT SAUDARA-SAUDARANYA

 

Iskandar Siregar, SH dan surat gugatannya (foto : darso arief)

 

Direktur Paytren Asset Managemen (PAM) Achfas Achsien akhirnya benar-benar digugat perdata oleh ketiga adiknya, yakni Yatie Achyatie Achsien, Enny Arianie Achsien dan Arwani Achsien. Kuasa hukum ketiganya Iskandar Siregar, SH membenarkan gugatan itu. Kepada penulis yang menemuinya di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (17/10) kemarin, Iskandar menunjukkan gugatan yang sudah didaftarkan dengan nomor registrasi perkara No. 814/PDT.G/2018/PN.Jkt.Sel tanggal 17 Oktober 2018.

Menurut Iskandar, sebelum gugatan ini dia daftarkan, Achfas Achsien sudah disomasi. Somasi dilayangkan langsung ke kediaman Achfas di Jagakarsa, Jakarta Selatan. “Sayang sekali, Achfas tidak mengindahkan somasi adik-adiknya. Dia juga tidak menghubungi ketiga adiknya atau kami sebagai pengacaranya, sampai batas waktu yang diberikan,” jelas Iskandar Siregar.

Perselisihan kakak beradik ini menyangkut harta warisan peninggalan bapak mereka, KH. Alwie Abubakar Achsien, berupa sebidang tanah dan bangunan di atasnya. Harta warisan itu berada di Bandung, tepatnya di Jalan BKR Nomor 2, Cijagra. KH. Alwie Abubakar semasa hidupnya pernah menjadi dubes di Iran, pernah juga menjadi anggota fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada masa Orde Baru dan tercatat sebagai salah satu pendiri Uninus, Bandung.

Tanggal 20 Juli 2016 lalu tanah dan bangunan tersebut laku terjual. Uang pembayaran dari pembeli masuk ke rekening Acfash. Itu karena sebelumnya tanah tersebut sudah dirubah nama kepemilikan dari ibu mereka, Ny. Masrifah menjadi nama Achfas, setelah dia menebus sertifikat tanah dan bangunan tersebut dari pihak ketiga. “Proses balik nama ini adalah inisiatif Achfas sendiri tanpa melalui musyawarah dan persetujuan kami saudara-saudaranya,” jelas Enny Arianie Achsien kepada penulis beberapa waktu lalu.

Iskandar Siregar menjelaskan, uang hasil penjualan tanah itu dikuasai sepenuhnya oleh Achfas dan baru dibagikan kepada ibu dan adik-adiknya delapan bulan kemudian. Masalahnya kemudian timbul saat pembagian uang tersebut. Ibu dan Achfas bersaudara sepakat untuk membagi uang hasil penjualan warisan itu secara Islm atau faraid. Namun oleh Achfas uang itu dibagikan dengan skema dan rumus yang disusunnya sendiri sehingga terjadi ketidakadilan dan mengandung unsur melanggar hukum.

Seperti penuturan dua adik Achfas, Enny dan Yatie kepada penulis beberapa waktu lalu, sifat serakah Achfas ini berkibat fatal bagi adik-adik dan ibunya. Achfas hidup dengan kekayaan dan asset yang melimpah, sementara saudara-saudaranya dalam kesederhanaan. Achfas punya koleksi properti yang tidak sedikit, sementara dua adiknya tinggal dengan menumpang rumah orang. Demikian dengan Ny. Masrifah, ibu kandung Achfas sendiri. Di masa tuannya Ny. Masrifah tinggal di rumah sewaan yang sederhana.

clondine overnight delivery. online suhagra drug store in india. Achfas Achsien (baju hijau) bersama Yusuf Mansur dan beberapa petinggi Paytren (foto : istimewa)

 

Adik-adik Achfas makin sedih ketika mereka tau Achfas bergabung dengan Yusuf Mansur untuk mengelola Paytren Asset Management (PAM). Seperti diketahui, PAM adalah perusahaan sekuritas Yusuf Mansur yang sudah mendapat izin operasional dari Otoritas Jasa Keungan (OJK). Bisa jadi, faktor Achfas-lah sehingga PAM mulus mendapat izin dari OJK. “Gabungnya Achfas di PAM ini justru tak lama setelah terjadi penjualan tanah warisan itu. Gak mungkin Achfas masuk Paytren denga tangan kosong,” begitu Yatie Achsien pernah mengeluh kepada penulis.

Tentang gugatan di PN Jakarta Selatan ini, penulis meminta tanggapan kepada Achfas lewat pesan WhatsApp ke nomor pribadinya, Rabu (17/10). Agak lama baru dibalasnya, Achfas hanya menjawab singkat, “Alhamdulillah”.

Dalam penuturan adik-adik Achfas yang bertemu dengan penulis, terkuak bahwa Achfas Achsien pernah menjadi orang top di BNI sekuritas. Dia kemudian menjadi direktur di PG Asset Managemen sebelum pindah dan menjadi direktur di PAM.

 

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.