Terakhir, penghuni yang tinggal di lantai 151 ke atas atau di atas 800 meter, harus menunggu tiga menit setelah azan Magrib berkumandang.
“Terlepas dari tempat Anda berada, Anda harus memperhatikan matahari terbenam yang sebenarnya. Anda tak boleh berbuka puasa sampai matahari terbenam, dan sampai Anda benar-benar bisa melihat matahari terbenam tersebut,” katanya.
Hal ini berlaku juga untuk sahur. Mereka yang berada di tempat lebih tinggi akan lebih dulu melihat matahari terbit, ketimbang mereka yang tinggal di lantai bawah. Namun, fatwa ini sebenarnya bukanlah hal baru.
“Ini sama saja seperti saat Anda berada di pesawat, Anda berbuka berdasarkan saat matahari benar-benar terbenam di area Anda sedang terbang. Anda tak boleh berbuka jika matahari masih bersinar terang di tempat Anda dan belum terbenam,” Dr. Al Haddad menjelaskan.
Selain di pesawat, fatwa ini juga berlaku bagi mereka yang tinggal di daerah pegunungan. Penduduk yang tinggal di bagian gunung yang lebih tinggi harus menunggu waktu berbuka lebih lama daripada penduduk yang tinggal di kaki gunung.
Fakta lain yang menarik dari Burj Khalifah terkait dengan ketinggiannya adalah Anda bisa menyaksikan matahari terbenam dua kali.
Setelah Anda menyaksikan matahari terbenam di lantai bawah, bergegaslah naik ke lantai tertinggi untuk menyaksikan matahari tenggelam ‘lagi’. Para ilmuwan menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena bentuk bumi yang bulat.