(1) Air mata itu rahmat. Air mata cermin keluhuran jiwa. Air mata alat menyapa Pemilik purnama, saat jiwa tandus tak bernyawa.
(2) Tapi tak semua air mata. Pepatah Bahasa Indonesia mengenal istilah air mata buaya. Air mata gombal, meluluhkan tapi kemudian menerkam.
(3) Al-Quran mengabadikannya saat menggambarkan air mata dusta, abang-kakanda Yusuf a.s (usai menceburkan Yusuf ke dalam sumur). Silahkan cek Surat Yusuf ayat 16.
“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis.” (QS Yusuf: 16)
(5) Namun, Mukmin (bukan muslim ya) yang cerdas, tak akan terkecoh dengan air mata buaya. Demikian Ayah Yusuf. Tidak terkecoh walaupun disodor pakaian yang dilumuri darah.
(6) Apalagi air mata dari pribadi yang sepak terjangnya jauh dari welas asih, dekat dengan keangkuhan dan niat jahat model AHOK. Masih mau dikadalin?
(7) Pepatah rakyat Mesir menegaskan (ضربنى وبكى، وسبقنى واشتكى). Maksudnya. Manusia yang hobi memukul, bisa saja ia menangis. Lalu kemudian ia menelikung, dan tak lama mengaduh.
(8) Sosok Ahox persis seperti pepatah rakyat Mesir di atas. Usai membuat kegaduhan dan menyedot dana ratusan milyar. Apa wajar ia menangis di persidangan, yang ia tahu banya rekayasa?
(9) Bagi saya. Ahox masuk Islam pun, tak akan mengubah keimanan saya, bahwa Ahox dan perilakunya harus dilawan. Model Ahox tak lebih dari dajjal kecil. Yakinlah!
(By: Ust. Nandang Burhanudin)