Yusuf Mansur (Foto : Istimewa)

“Korban” Yusuf Mansur Bicara (1)

Yusuf Mansur (Foto : Istimewa)
Yusuf Mansur (Foto : Istimewa)

thayyibah.com :: Artikel penulis berjudul ‘KH. Athian Ali : Mendiamkan Yusuf Mansur Sama Juga Membiarkan Umat Dalam Ketidakmengertian’ ( http://thayyibah.com/2016/06/06/4892/kh-athian-ali-mendiamkan-yusuf-mansur-sama-juga-membiarkan-umat-dalam-ketidakmengertian/ ) pada 6 Juni lalu mendapat pengunjung dan komentar yang cukup banyak.

Salah satu penguncung bernama Rudi Maulana pada tanggal 11 Juni memberi komentar sebagai berikut, Tepat sekali apa yg Bp. KH.Arhian Ali ada beberapa kawan sy yang termakan oleh cara Yusuf Mansyur menarik dana kwn saya sebesar 150jt d tambah mobil.. Astghfirulah smoga Bp.Yusuf Mansyur d ampuni dosanya dan diberi jalan yang lurus amieennn.

Penulis kemudian menghubungi Rudi Maulana dan meminta penjelasan atas pernyataannya tersebut. Untuk membuktikan kebenaran pernyataannya itu, Rudi Maulana berjanji mempertemukan penulis dengan kawannya yang termakan cara Yusuf Mansur menarik dana itu.

Jumat (24/6) dalam suasana buka puasa, penulis bertemu Rudi Maulana di sebuah rumah makan di bilangan Tebet, Jakarta Selatan.

Selepas sholat maghrib, kami bersama mendatangi kawan Rudi Maulana itu, yang tak lain adalah ayah dari artis Z. Kami bertemu dan berbicara santai di kantor sebuah perusahaan film tak jauh dari Kebun Binatang Ragunan. Bersama kami juga ada artis F, artis C, seorang ustad dan beberapa orang lagi.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa selain meminta uang dan perhiasan dari jamaah atau orang lain untuk “bersedekah” kepada dirinya, Yusuf Mansur juga meminta kendaraan terutama mobil. Diantara orang yang dimintakan mobilnya adalah orang tua artis Z ini, yakni HE.

Setelah penulis diperkenalkan oleh Rudi Maulana sambil memberikan buku “Yusuf Mansur Menebar Cerita Fiktif Menjaring Harta Umat”, HE langsung bercerita, bahwa pada tahun 2007 dia menyerahkan dua mobilnya kepada Yusuf Mansur. Dua mobil itu terdiri dari Nisan Serena dan Peugeot. Sayang, HE enggan menceritakan detail kedua mobil itu. HE mengakui, bahwa kedua mobil itu diserahkan kepada Yusuf Mansur sebagai sedekah karena permintaan Yusuf Mansur.

Menurut Rudi Maulana, pada saat itu HE sedang mengalami masalah keuangan. Setelah meminta nasihat dari Yusuf Mansur, HE kemudian menyerahkan kedua mobilnya itu. “Harapannya dia bisa bebas dari masalah keuangan yang dihadapinya,” begitu kata Rudi Maulana sesaat sebelum penulis bertemu HE.

HE dan memang sempat akrab dengan Yusuf Mansur. Apalagi anak mereka yang artis itu pernah melakukan kerjasama dengan Yusuf Mansur dalam publikasi program-program milik yayasan dan pesantrennya.

HE juga bercerita, bahwa dalam tahun yang sama artis E juga menyerahkan mobil Jaguar kepada Yusuf Mansur. HE sendiri tak tahu jelas apa motifasi E menyerahkan mobil yang tergolong mewah itu. “Yang pasti saat itu E sedang mengalami sakit serius,” ujarnya.

Setelah mobil itu diserahkah, tak lama kemudian artis itu dirawat di rumah sakit akibat kanker otak yang dideritanya. “Selama EL dirawat, Yusuf Mansur tak pernah menengoknya, sebelum saya memaksanya dan akhirnya dia mau juga datang,” jelas HE.

Selain HE, artis F yang juga punya pengalaman dengan Yusuf Mansur. Dia pernah diminta Yusuf Mansur untuk menjadi pengisi acara-acara yang digelar Yusuf Mansur.

Belakangan F merasa kerjasama itu tidak berjalan secara professional. Apalagi, belakangan Yusuf Mansur meminta F untuk “bersedekah”. “Sedekah yang diminta Yusuf Mansur itu sesuatu yang diluar pemahaman saya soal sedekah,” begitu jelas F yang kemudian memutuskan kerjasamanya dengan Yusuf Mansur.

Lain F lain pula artis S. S bercerita, ketika hubungan dengan (mantan) istrinya yang juga artis bermasalah, dia datangi Yusuf Mansur untuk meminta nasihat. Di sana, dia memang tidak bertemu Yusuf Mansur melainkan seorang ustad yang dirahasiakan namanya.

S terkecut karena nasihat yang didapati adalah mempercepat perceraian. “Saya mulai curiga, sepertinya ada pihak yang punya kepentingan tertentu jika saya bercerai,” aku S. S akhirnya memutuskan untuk mau menemui Yusuf Mansur.

Rabu (29/6) penulis meminta tanggapan Yusuf Mansur atas artikel ini yang dikirim ke nomor WhatsApp-nya. Artikel yang dikirim ke Yusuf Mansur itu penulis menulis nama orang-orang yang tertera di sini secara lengkap dengan harapan Yusuf Mansur mau memberikan klarfikasinya.

Kurang dari dua jam, Yusuf Mansur memberikan tanggapannya. Sayang, tanggapan yang diinginkan penulis tidak diberikan. Yusuf Mansur hanya menyampaikan keinginan bertemu penulis untuk berjalan bareng.[]

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.