thayyibah.com :: Lisan memiliki adab yang banyak. Sebagaimana disebutkan dalam Ash-Shahihain dari hadits ibnu Abbas, ia berkata : “Tidaklah aku melihat sesuatu yang paling mirip dengan al-lamam (dosa-dosa kecil) dari pada apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi :
” Sesungguhnya Allah telah menetapkan untuk anak Adam bagiannya dari perbuatan zina dan pasti. Zina mata adalah melihat, zina lisan adalah berbicara, berangan-angan dan berkeinginan, dan kemaluan yang akan membenarkan itu semua atau mendustakannya.”
Tidakkah engkau melihat bahwa kunci hati adalah lisannya.
Ketika dia menampakkan maksudnya dengan pengucapan mulutnya.
Kita wajib berdoa kepada Allah agar Dia membenahi lisan kita.
Dan diantara doa Nabi adalah :
” (Ya Allah) berilah kebenaran dan kelurusan pada lisanku.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dari sabahat Ibnu Abbas dalam hadits yang panjang.
Nabi mengajari sebagian sahabatnya yaitu Syakal bin Humaid agar berkata :
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pendengaranku, kejelekan pandanganku, kejelekan lisanku, kejelekan hatiku dan kejelekan kemaluanku (atau kematian)ku.”
Tiada suatu kata pun yang keluar dari mulut kecuali akan ditulis oleh dua Malaikat yang diserahi untuk menulisnya.
Allah berfirman :
” Tiada suatu ucapanpun yang di ucapkannya melainkan ada didekatnya Malaikat yang selalu hadir.” (Qaaf : 18)
Wahai manusia jagalah lisanmu…
Janganlah sampai dia menggigit dirimu sendiri…
Dia adalah ular…
Betapa banyak orang yang masuk ke liang kubur karena korban lisannya sendiri…
Padahal orang-orang pemberani pun takut bertemu dengannya..
Kebanyakan wanita di masa kini membebaskan lisannya dalam berbicara. Sepertinya dia tidak tahu bahwa dirinya akan diberi balasan atas perbuatan dan perkataannya.
Setiap perkataan yang baik akan dibalas dengan kebaikan, sedang perkataan yang jelek akan dibalas kejelekan pula.
Nabi bersabda :
” Seorang mukmin bukanlah pencela, pelaknat, dan bukan pula orang yang mulutnya keji dan kotor.”
(Hadits riwayat Bukhari)
Betapa menyenangkan bagi orang yang memenuhi catatan kitabnya dengan kebaikan amal sholeh.
Dan betapa sengsara bagi seseorang yang memenuhi catatan kitabnya dengan perkataan yang kosong (tanpa faedah) dan amalan yang jelek.
Allah berfirman :
” Adapun orang-orang yang di berikan kepadanya kitab dari sebelah kanannya, maka dia berkata: ‘Ambillah, bacalah kitabku (ini). Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya ak akan menemui hisab terhadap diriku.’ Maka orang itu berada dalam kehidupan yang di ridloi didalam Surga yang tinggi. Buah-buahannya yang dekat, (kepada mereka dikatakan): ‘Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu’.”
(Al-Haaqqaah : 19-24)
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata :
‘Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitab (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku.’ (Allah berfirman): ‘Peganglah dia lalu belenggulah tangannya dan lehernya. Kemudian masukkanlah dia kedalam api Neraka yang menyala-nyala, kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. ‘Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha Agung. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin, maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini disini dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.” (Al-Haaqqah : 25-37)
Keadaan amalan-amalan ditulis oleh Malaikat. Tidaklah berarti bahwa bila tidak ditulis maka Allah tidak mengetahuinya, karena sesungguhnya tidak ada yang tersamar bagi Allah.
Sebagaimana firman-Nya :
“Dan disisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan. Dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (Al-An’am : 59)
Nabi bersabda :
“Sesungguhnya jika seorang hamba melaknat sesuatu, maka laknat itu naik ke langit. Lalu pintu-pintu langit pun tertutup kemudian ia turun ke bumi lalu menuju ke kanan dan kekiri. jika ia tidak mendapati sesuatu yang bisa dituju, ia pun kembali kepada orang yang di laknat jika memang dia berhak mendapat laknat. Namun jika tidak, maka laknat itu kembali kepada orang yang mengatakannya.”
(Hadits riwayat Muslim)
Maka dari itu mari perbaiki lisan dan hati kita dari ucapan yang sia-sia tanpa manfaat.
Agar amal ibadah kita mendapat balasan yaitu Surga.
Perbanyak baca istighfar agar mendapat ampunan dari Allah.
Aamiin.