Oleh: Davy Byanca Suatu hari Rasulullah saw bertanya kepada Haritsah, ”Bagaimana kabarmu pagi ini wahai Haritsah?” Ia menjawab, ”Pagi ini aku benar-benar beriman.” Mendengar jawaban itu, Nabi saw berujar, ”Setiap kebenaran ada hakikatnya. Apa hakikat imanmu?” Ia menjawab, ”Aku berpaling dari dunia sehingga bagiku sama saja antara emas dan tanah. Seolah-olah aku melihat penduduk surga tengah merasakan nikmatnya surga. Dan ...
Read More »Tag Archives: Rumi
Menjadi Cermin bagi Sesama
Oleh: Davy Byanca Konon, seorang Yahudi hidup bertetangga dengan seorang Muslim. Yahudi ini hidup di ruang atas, dari mana semua jenis kotoran dan sampah berasal, kotoran anak-anaknya, air bekas cucian baju, semuanya jatuh ke ruangan keluarga sang sufi yang berada di lantai bawahnya. Tetapi Muslim itu tak pernah menegur, malah berterima kasih kepada Yahudi, dan memerintahkan keluarganya untuk melakukan hal ...
Read More »Kibarkan Bendera Putih, Kawan
Oleh: Davy Byanca Aku bukan Rumi, Hafiz, Kahlil Gibran, Nizar Qabbani atau Rendra penyair legendaris itu. Aku hanyalah lelaki tua dari ujung timur Nusantara. Bodoh, tidak -atau katakanlah belum, mengerti apa-apa, soal narasimu. Tubir hatiku terketuk begitu saja. Menyaksikan kebijakan demi kebijakan. Teriakan dan bentakan, jerit tangis emak-emak, rintihan pedagang kecil menunjukkan kepanikan itu ‘telah terjadi’. Pokoknya tak boleh ada ...
Read More »Menangislah
Oleh: Davy Byanca Rumi berkata, biarkan matahari kecerdasanmu terus-menerus terbakar. Biarkan matamu, seperti awan, kemilau, kerana airmata yang keluar. Menangislah seperti rengekan bocah. Jangan makan rotimu, Kerana roti jasmanimu akan, Mengeringkan air ruhanimu. Bersyukurlah bila kita mudah menangis. Kerana terkadang, kita butuh menangis. Untuk membersihkan hati. Bekal di mata Allah adalah bekal cinta di kedua mata yang menangis. Notes: ...
Read More »