Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior) Yusuf Mansur mulai membuat kelas-kelas “The Power of Giving, The Miracle of Giving”, lagi. Di awali dari Medan, Ahad 17 November 2019 di Hotel Grandika, lalu akan digelar di berbagai kota. Ini adalah jualan dengan menu lama yang selalu dikemas-ulang. Sebagaimana ceramah “perdanya” di Medan, Yusuf memberi penekanan pada pentingnya memberi dan balasan ...
Read More »Redaksi Thayyibah
Mimpi Nadiem, Bukan Mimpi Indonesia
Oleh: Azka Al Ghifari Sekilas, apa yang diwacanakannya bagus. Guru tak perlu ribet lagi dengan urusan administrasi. Guru harus banyak lakukan diskusi, lebih pada pemahaman bukan pada hapalan. Murid jangan diberikan PR, murid lebih banyak belajar tentang penggalian atas suatu bahan. Bukan harus banyak menghapal tanpa mengetahui apa sebab muasal. Jumlah tahun pendidikan dipangkas, agar saat S3 diambil ...
Read More »Hotel Besutan Yusuf Mansur, Dari Syariah Menjadi Kos-Kosan
Oleh: HM Joesoef (Wartawan senior) Hotel Siti Masih ingat Hotel Siti yang berada di jalan M Toha km 2.1, Pasar Baru, Tangerang, Banten? Ya, ini hotel besutan Yusuf Mansur. Pernah tenar bukan karena pelayanannya, tapi hotel ini dibangun dari patungan usaha para jamaah yang akhirnya bermasalah. Awalnya, di tahun 2012, Yusuf Mansur hendak membeli dua properti yang saat itu sedang ...
Read More »Yusuf Mansur, Si Pelit Menyuruh Sedekah
Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior) Ahad (17/11/2019) pagi, waktu menunjukkan Pk 09.45 di sebuah ruangan di Hotel Grandika, Medan. Sebanyak 120 orang yang sudah hadir sejak pukul 09.00 itu seakan serentak bereaksi “nah, itu dia UYM”. Dengan langkah cepat “UYM” (Ustadz Yusuf Mansur) memasuki ruangan dan langsung duduk di kursi pembicara yang telah disiapkan di depan. Kali ini, Yusuf ...
Read More »BURUK DI AKHIR
Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Keagamaan) Banyak tokoh apakah pejabat, politisi, cendekiawan, agamawan, atau lainnya yang ketika memiliki otoritas mengucapkan, mendalilkan atau mengambil kebijakan sesuatu yang kontroversial dalam makna bertentangan dengan kebenaran berdasarkan nilai sosial atau agama. Akibatnya perkataan atau perbuatannya itu membuat sakit hati masyarakat atau umat. Ketika ia sudah tidak berkuasa atau mungkin mati, maka ...
Read More »WA DANA WA DANA DANA
Oleh: KH. Luthfi Bashori Judul di atas bukanlah sebuah nama dari konten lagu gambus, walaupun bisa juga dilagukan ala gambus: Wa dana wa dana dana Wa dana wa dana dana Wa dana wa dana dana Yang penting cair dananya Urusan dana, atau uang, atau harta dan kedudukan, ternyata menjadi salah satu perhatian dari KH. Hasyim Asy’ari saat mengidentifikasi ...
Read More »Bukan Penggusuran Paksa di Sunter Barat
Oleh: Tatak Ujiyati Berita Harian Republika 16 November 2019 berjudul “DKI Tata Kawasan Sunter Jaya Bebas Banjir” menggambarkan dengan tepat apa yang sebenarnya terjadi di Sunter Barat. Tidak terjadi penggusuran paksa, sebagaimana diramaikan di medsos. Mayoritas warga yang menduduki secara illegal tanah Pemprov DKI telah membongkar sendiri bangunan dan lapak milik mereka setelah beberapa kali musyawarah. Semenjak September lalu Pemprov ...
Read More »MENYOAL PERNYATAAN SUKMAWATI
Oleh: Khumairoh Lathifah Setelah puisinya yang menyinggung umat Islam tentang cadar dan kebaya, kini Sukmawati Sukarno Putri membuat ulah kembali dengan pernyataanya bahwa Sukarno lebih berjasa ketimbang Rasulallah Saw. Seperti dikutip oleh media, Sukmawati mengatakan: “Sekarang saya mau tanya, yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad atau Insinyur Soekarno? Untuk kemerdekaan Indonesia?” tanya Sukmawati dalam ...
Read More »SERTIFIKASI PRA NIKAH
Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Keagamaan) Menko PMK dan Menteri Agama mengarahkan adanya pengaturan sertifikasi bagi pasangan yang mau menikah. Alasannya adalah pembinaan dan bimbingan sebelum nikah. Melibatkan KUA, Kemenkes, dan KPAI. Sepertinya gagasan dan kebijakan ini bagus, tetapi sebenarnya tidak. Utamanya adalah membuat pernikahan menjadi semakin berbelit. Apalagi ada lulus atau tidak. Biasanya sertifikasi berorientasi ...
Read More »MODEL PAKAIAN MUSLIMAH DI MUHAMMADIYAH
Oleh: Noor Fajar Asa Muhammadiyah mempunyai pandangan yang menyatakan bahwa tubuh perempuan yang tetap bisa terlihat oleh publik adalah muka dan telapak tangannya. Hanya dengan membuka wajah dan telapak tangan itu, maka hal bisa dianggap sudah menerapkan syariat Islam Sebagaimana dalil-dalil shohih dari ayat Qur’an dan Hadits, dimana Muhammadiyah berfaham bagaimanapun seseorang itu harus dikenali maka membuka wajah ...
Read More »