thayyibah.com :: Sejumlah ulama yang dipimpin oleh Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka hari ini. Menurut Ma’ruf, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam lebih itu Jokowi meminta para ulama untuk ikut menjaga ketenangan dalam penyelenggaraan Pilgub DKI putaran dua.
“Masalah pilkada, beliau (Jokowi) meminta para ulama ikut menenangkan supaya situasi tetap kondusif jangan sampai merusak suasana, menimbulkan perbedaan bangsa dan membuat bangsa ini menjadi terpecah,” ujar Ma’ruf usai pertemuan, di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/4).
“Para ulama sepakat mendukung kebijakan-kebijakan yang disampaikan Presiden,” imbuh Rais ‘Aam PBNU itu.
Saat pemungutan suara 19 April nanti berlangsung, kata Ma’ruf, tak boleh ada mobilisasi massa agar tidak menimbulkan kegaduhan nasional.
“Jangan ada mobilisasi dari pihak mana pun, sehingga menimbulkan ketidakstabilan, ketidakondusifan di DKI Jakarta dan membawa pengaruh buruk ke nasional,” ujar Ma’ruf.
Menurut Ma’ruf para ulama menduga simpang siur kabar perihal mobilisasi massa saat hari H pilgub putaran dua nanti, tak hanya dimotori oleh satu pihak saja.
“Tidak ingin mobilisasi apa pun namanya, karena akan menimbulkan masalah kalau ada konflik di Jakarta. Itu yang tidak kita inginkan,” tegasnya.
Selain perihal mobilisasi masa saat pilkada, menurut Ma’ruf, pertemuan itu juga membahas beberapa permasalahan lainnya dan dukungan dari para ulama soal redistribusi aset tanah-tanah yang dibagikan Jokowi.
“Redistribusi aset tanah-tanah yang akan dibagikan ke masyarakat kepada ormas, kepada peseantren-pesantren, kemitraan pengusaha besar dan masyarakat, dengan ormas. Dan juga masalah narkoba yang semakin hari semakin memprihatinkan, masalah terorisme, dan radikalisme,” kata Ma’ruf.
Selain Ma’ruf Amin, sejumlah ulama yang hadir dalam pertemuan itu antara lain adalah Ustaz Yusuf Mansur dan Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
Sumber: kumparan