thayyibah.com :: Tujuannya adalah untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan menyembelih yang Allah gandengkan dengan ibadah shalat, dalam firman-Nya :
{فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ}
“Shalatlah untuk Rabb-mu dan sembelihlah” QS. al-Kautsar : 2
dan firman Allah:
{إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ}
“Sungguhnya shalatku, dan nusuk (sembelihan)-ku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya” QS. al-An’am : 162
Dengan demikian kita mengetahui pendeknya pemikiran/perkiraan bahwa tujuan menyembelih untuk mendapat manfaat darinya (dari daging hewan tersebut,-pen).
Sungguh ini merupakan persangkaan yang pendek, muncul akibat kebodohan (terhadap agama). Jadi, tujuan utamanya adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan bentuk menyembelih.
Ingatlah firman Allah -‘azza wa jalla-:
{لَن يَنَالَ اللهَ لُحُومُهَا وَلاَ دِمَآؤُهَا وَلَــــكِن يَنَالُهُ التَّـقْوَى مِنكُمْ}
“Tidak akan sampai kepada Allah daging-daging (hewan sembelihan kalian) dan tidak pula darah-darahnya, akan tetapi akan sampai kepada-Nya adalah ketakwaan dari kalian.” QS. al-Hajj : 37 (put/thayyibah)
Sumber: Silsilah Liqa al-bab al-Maftuh /asy-Syaikh Ibnu Utsaimin/ rekaman no 22