thayyibah.com :: Ibarat anak kita sudah mengikuti peraturan di jalan, lalu ada sekelompok anak lain yang menenggak miras dan hilanglah akal sehat mereka. Terbayang berapa korban dijalanan akibat miras. Masih teringat kisah seorang pemuda yang digoda Setan, pilih khamar – berzina atau membunuh?
Si pemuda lalu memilih miras karena baginya hanya akan merugikan diri sendiri, namun semua yang dipikirkan oleh pemuda terjadi, khamar itu memabukkannya, maka berzina dan membunuhpun ia lakukan. Jadi sudah tahukah kehebatan miras merenggut keimanan bahkan akal anak-anak muda?
Ini negeri muslim, kenapa dengan mudahnya melegalkan.
Buuuuuu, tugas kita semakin beraaaaat!
Kita bergandengan tangan ya bu, bentuk benteng keimanan karena negeri ini mulai mencemaskan, saling menjaga lingkungan sekitar. Colek masing-masing ibu agar waspada.
Ini negeri muslim tapi aku tak mengerti dengan pemimpinnya.
Buuuuuu, peluk anak-anak kita dengan doa!
Sibukkan diri untuk bersama mereka, sibukkan diri dengan menuntut ilmu, kerja kita akan semakin berat.
Ini negeri muslim kan?
Kemana pemimpinnya?
http://nasional.kompas.com/read/2016/05/20/16361371/mendagri.cabut.ribuan.perda.termasuk.pelarangan.miras
Jam 03.00 pagi waktu sini. Dan saya mendapatkan telpon dari sahabat di tanah air bahwa mulai hari ini (20/5) yg bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, pemerintah melaui Kementerian Dalam Negeri mencabut Peraturan Daerah mengenai Peredaran Minuman Keras. Saya langsung terkaget. Termenung.
Rasanya tak percaya. Walau yg mengabarkan adalah sahabat yg juga mengabdi di Kementerian Dalam Negeri sebagai abdi negara. Saya melakukan cross check ke berbagai sahabat lain di tanah air. Termasuk ke beberapa media. Dan mereka mengiyakan. Selang beberapa jam kemudian saya menemukan ‘screenshoot’ dari surat kabar ini. Dan saya menggelengkan kepala.
Benak saya kemudian sibuk tak karuan. Terbayang betapa banyak korban akibat minuman keras di tanah aur tercinta, Indonesia. Mulai dari korban kecelakaan lalu lintas yg merenggut sekian banyak nyawa manusia tak bersalah, tindak perkosaan dan pembunuhan, sampai perang suku yg kerap terjadi di Papua. Hampir semuanya berawal dari minuman keras.
Betapa sia-sia apa yg dilakukan oleh para Kepala Daerah untuk menyelamatkan warga masyarakatnya dari dampak buruk minuman keras. Bahkan Papua, melalui Gubernur Lukas Enembe baru beberapa bulan saja memberlakukan aturan ini untuk menyelamatkan generasi emas warga Papua. Dan kini mentah kembali tak karuan kiranya.
Entah apa yg ada di balik benak pemerintah sekarang. Rasanya air mata sudah kering. Kegeraman sudah memuncak.
Inikah kado kebangkitan nasional versi rezim Joko Widodo dan Jusuf Kalla? Terimakasih. Setelah kalian hancurkan masyarakat bawah dengan impor dengan dalih ‘menjungkir balikkan’ harga, hutang yg seabrek dan tenaga kerja asing ilegal yg berjubel. Kini kalian lakukan genosida generasi bangsa dengan membiarkan minuman keras beredar sebebas-bebasnya. Sekali lagi terimakasih. Kalian memang hebat! Kurang jari jempol saya untuk kalian! Apakah mesti saya mengangkat jari tengah saja?
Astaghfirullahal’azhim. La haula wa la quwwata illa billah. Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashir. (put/thayyibah)
#SelamatkanIndonesia