thayyibah.com :: Suamiku… Mungkin aku bukanlah istri yang pandai berkreasi dengan masakan.
Mungkin aku bukanlah istri yang rajin berhias dan merawat diri.
Mungkin aku bukanlah istri yang sabar ketika anak kita menangis.
Mungkin aku bukanlah istri yang lihai dalam memanjakanmu.
Mungkin aku bukanlah istri yang siaga ketika kau butuh bantuanku.
Mungkin aku bukanlah istri yang kuat ketika sedang diuji.
Mungkin aku bukanlah istri yang berpengetahuan luas, hingga terlihat bodoh bila berdiskusi denganmu.
Aku selalu menyusahkan dirimu.
Selalu merengek ketika ingin sesuatu.
Kadang aku cemberut dalam melayanimu.
Bahkan aku meninggalkanmu dalam keadaan kau sedang marah.
Maafkanlah aku…
Duhai suamiku…
Dalam hatiku kini…
Aku menyesal… Mengapa aku tak pernah belajar dari isyarat yang kau berikan?
Aku selalu mengulangi kesalahanku.
Hingga kesabaranmu habis karena kebodohanku.
Kemarin, aku bersikap begitu karna ilmu ku yang masih minim.
Dan kaupun harus tahu, selama ini aku demikian karna kau tak pernah mengajariku tentang Agama.
Kerjaanmu terlalu menguras waktu, pikiran dan tenagamu.
Hingga kau tak sempat memberi waktumu sedikit, untuk mengajariku dan membimbingku.
Saat kau melihat banyak perubahan pada sikap dan penampilanku, disaat itu aku sedang menuntut Ilmu dari buku ataupun media lainnya.
Duhai suamiku… Sejatinya ini adalah tugasmu. Tugasmu dalam membimbingku.
Ingatlah… Ketika kau memilihku menjadi istrimu. Dikala itu tugasmu bertambah. Dirimu kini menjadi pemimpin dalam keluarga.
Janganlah lupa untuk mengajariku dalam ilmu Agama. Karna dengan bekal ini, kita akan mampu bertemu kembali di surga-Nya. In Syaa Allah.