Oleh : Syatiri Matrais
Robbiii……
Tubuhku lemah dengan sedikit sentuhan wabah
Jiwaku rapuh karena sifat gegabah
hatiku kosong, karena dosa
emosiku takut mendengar berita
batinku nelangsa tanpa arah.
Diriku tak guna, kalau ternyata semua hampa
Setiap saat diri ini angkuh, sombong tanpa kuasa
bagai raja tanpa singgasana
bagai permaisuri tanpa mahkota
Dibuai sesaat dengan kenikmatan
namun lupa tempat keabadian.
Setiap detik, selalu ada keresahan
dihinggapi bermacam-macam perasaan
rasa resah, gelisah, cemas dan was-was
membuat jiwa melayang dan pikiran menerawang
mencari solusi, yang menggembirakan
namun tak tersampaikan, yang ada hanya kesempitan.
Dada ini terasa panas akibat perasaan membakar
yang senantiasa menjadi bumerang
terbayang kematian kian menjelang
Oh Tuhan…. pemilik kekuasaan
betapa hambaMu ini banyak kesalahan
kezaliman, kelaliman dan kesombongan
selalu menghiasi kehidupan
sementara ketakwaan dan keimanan kian hilang
Dosa menggunung, ketakwaan menurun
timbangan ringan karena amal tak maksimal
ya Tuhan, malu diri ini menghiba
karena terlalu menggunung khilaf dan dosa
Hamba mengetuk pintu rahmatMu yang mulia
berikan percikan dan siraman kemaafan
dalam jiwa yang penuh dengan kesedihan
Rabb…..
Aku datang dengan dosa, dengan salah dan alpa
memohon, munajat yang dibasahi dengan air mata.
air mata kesedihan, pengakuan ketulusan, bukan air mata buatan karena kami tak kuasa mencipta
bukan untaian kata, karena lisan sulit berucap
biar air mata yang melukiskan gambaran jiwa
Betapa tubuh ini membutuhkan rangkulan dan pelukan sesaat….
ya, walau sesaat, Jika Engkau rangkul dengan cinta
Engkau peluk dengan erat, ditaburi kemesraan, niscaya jiwa raga ini akan tenang, nyaman dan bahagia…
Rabbiii….
begitu getir diri ini menyaksikan setiap jiwa melayang
begitu mudahnya jiwa pergi tanpa pamitan
sosok sosok manusia terkapar dengan mengenaskan karena ajal kematian telah datang…
kami sadar diri , begitu lemahnya diri manusia hanya karena makhluk kecil, virus merusak jiwa raga
tidak ada daya upaya kami kerahkan
karena kekuatan telah tertahan. tertahan karena ketakutan tanpa kepastian.
Munajat dan doa kami hantarkan, meski diri dipenuhi kecacatan, kenistaan dan keburukan,
karena yakin akan kemurahan dan pertolongan, yang selalu Engkau janjikan bagi insan pencipta kerusakan
Dosa menumpuk bagai gunung
khilap meluap bagai air lautan
kezaliman meresap, menancap bagai bukit barisan
ya, barisan kehitaman dosa seperti jubah hitam
berjejer menjadi virus virus kemurkaan.
janganlah kemurkaanMu engkau muntahkan bagai gunung yang meletus mengeluarkan kemarahan
larva, tanah, debu beriak menjadi lumpur menakutkan.
Rabbi,
Jiwaku dalam genggamanMU, jangan hempaskan diri ini
dalam kerugian dan penyesalan tiada penghabisan
hanya satu harapan
jika Engkau takdir usia panjang berikan waktu untuk meraih kebaikan
Jika ajal akan datang, baringkan aku dengan ketenangan berselimut keridhoan.