Oleh: Inayatullah Hasyim (Dosen Univ. Djuanda Bogor)
Orang bijak mengatakan, wanita dapat bersikap tenang dalam kondisi apapun, kecuali saat dia dibakar api cemburu. Suatu hari, Aisyah, isteri ketiga Rasulallah ﷺ pernah berkeringat dingin merasakan itu. Pasalnya, Sofiyah, isteri Rasulallah ﷺ yang lain, mengirimkan makanan pada Rasulallah ﷺ saat beliau berada di rumah Aisyah.
Saking cemburunya, Aisyah sampai memecahkan wadah makanan kiriman Sofiyah itu. Seraya mengumpulkan makanan yang jatuh itu, Rasulallah ﷺ memerintahkan Aisyah dengan berkata, “Bejana harus diganti dengan bejana yang sama, makanan harus diganti dengan makanan yang sama pula” (HR-Nasai’). Sungguh luar biasa. Rasulallah ﷺ , pribadi mulia itu, tidak membentak Aisyah sedikitpun.
Dalam riwayat lain diceritakan, Rasulallah ﷺ tahu persis kapan Aisyah sedang senang hatinya, kapan pula Aisyah sedang kesal, sampai Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu (hal itu)?” Rasulallah ﷺ menjawab, “Jika sedang senang, engkau berkata “tidak, demi tuhan Muhammad,” dan jika sedang kesal engkau berkata, “Tidak, demi Tuhan Ibrahim”. Apakah itu berarti Aisyah pernah membangkang pada suaminya? Tidak. Pernyataan Aisyah berikutnya sungguh romantis. Aisyah berkata, “Aku tidak pernah membangkang (padamu, ya Rasulallah) kecuali hanya (di bibir menyebut) namamu saja”.
Sebagai istri, kecemburuan Aisyah adalah wajar. Bahkan, bukan cuma Aisyah yang dilanda cemburu, para istri Rasulallah ﷺ yang lain pun merasakan hal yang sama. Sayangnya, pernah sikap cemburu mereka berlebihan dan tanpa alasan sehingga membuat Rasulallah ﷺ merasa tak nyaman.
Demikianlah diceritakan oleh Umar bin Khattab sebagaimana dinukil oleh Imam At-Thabbari dalam tafsirnya ketika menjelaskan sebab diturunkannya firman Allah surah At-tahrim ayat 5.
Allah SWT berfirman.
عَسَىٰ رَبُّهُ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِّنكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُّؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا (5)
“Jika Nabi menceraikan kalian, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kalian, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan”. (Qs At-Tahrim: 5).
Cemburu adalah bukti dan pertanda cinta. Namun cemburu membabi buta merusak rumahtangga. Pelajaran bagi kita semua, betapa indah kehidupan Rasulallah ﷺ dan keluarganya. Segala hal menjadi teladan. Bagi para suami, Rasulallah ﷺ mengajarkan bagaimana bersikap saat sang istri dibakar cemburu. Bagi para istri, kehidupan Rasulallah ﷺ mengajarkan bahwa tugas-tugas besar seorang suami hanya bisa diselesaikan apabila kondisi rumah tangga aman, damai dan sentosa.
Pandai-pandailah mengelola rasa cemburumu itu.
Wallahua’lam bis showab.