thayyibah.com :: Kita seharusnya berhati-hati dalam memberikan jawaban atas pertanyaan penting dari anak mengenai Allah. Salah sedikit saja jawaban dari mulut kita akan memunculkan penafsiran yang berbeda di mata anak, apalagi ketika anak mengandai-andaikan Allah dengan sesuatu, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Na’uzubillahi min dzalik.
Ini mungkin beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:
1. Allah itu seperti apa?
Jangan jawab begini: “Bentuk Allah itu seperti ini atau itu…”, karena jawaban seperti itu pasti menyesatkan.
Tetapi jawablah begini: “Adek tahu bentuk pohon, batu, kelinci, ikan, semuanya kan, Nak? nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang pernah Adek lihat. Bentuk Allah itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).
2.Allah itu apa?
Jawablah: “Nak, Allah itu yang menciptakan semuanya. Langit, bumi, laut, sungai, hewan,manusia, semuanya, termasuk menciptakan ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).
3. Kenapa kita tidak bias melihat Allah?
Jangan jawab begini: Karena Allah itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Allah dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Allah itu ada; dan sudah tidak terbantahkan.
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih berpikir retoris), “Adek, di telapak tanganmu adakah geris-garis tangan? Sekarang coba letakkan kedua telapak tangan Adek dekat sekali pada wajah, apakah Adek bisa melihat garis-garis telapak tangan itu? seperti itulah Allah, Ia sangat dekat dengan kita, tapi kita tidak bisa melihat-Nya”.
Insyaallah pola pikir anak tidak akan menemui jawaban yang mengarah pada kekeliruan, sehingga kita bisa berusaha menghindarkan anak dari kesyirikan.