Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior)
Dari sekian banyak berita yang bermunculan di negeri ini, sepanjang pekan ini, berita tentang film “The Santri” cukup menyedot perhatian. Film yang akan tayang pada 22 Oktober itu mendapat sorotan karena dinilai kurang mencerminkan tradisi dan kehidupan riil pesantren yang Islami.
Sudah banyak ustadz yang memberi penilaian atas film betotan Livi Zheng tersebut. Mereka, antara lain, Habib Hanif, Maaher Atthuwailibi, Buya Yahya, dan dan KH Luthfi Bashori. Nama yang terakhir ini dikenal sebagai pegiat di NU Garis Lurus (NUGL).
The Santri merupakan film garapan Livi dengan para pemain Gus Azmi, Veve Zulfikar, Wirda Mansur, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak. Film tersebut menceritakan seorang guru yang menjanjikan kepada enam orang santri terbaik untuk diberangkatkan dan bekerja di Amerika Serikat.
Sedikitnya, ada dua hal yang mendapat sorotan para ustadz ketika mengkritisi film tersebut. Pertama, ada adegan santri putra berjalan bersama santri putri, keduanya melakukan adegan saling melirik. Berjalan bersama dengan sangat berdekatan dan masuk kategori ikhtilat (percampuran antara laki-laki dan wanita yang bukan mahramnya), jauh dari tradisi pesantren.
Kedua, ada adegan seorang santri putri (dibintangi Wirda Mansur) memberikan tumpeng pada pendeta laki-laki di dalam sebuah gereja, sebagai tanda cinta. Kiai Luthfi Bashori memberi catatan, bahwa adegan ini masuk kategori pelanggaran syariat. Selain itu ada nilai sinkritisme (penyamaan agama-agama yang ada di dunia). Dan itu telah menyalahi syariat Islam.
Selain dua hal tersebut diatas, yang menjadi sorotan adalah peran Wirda Mansur, dalam film tersebut, berpacaran dengan santri putra. Ini jelas menyalahi syariat, karena dalam syariat Islam tidak dikenal istilah pacaran. Wirda adalah putri Yusuf Mansur yang dalam sebuah unggahan video, pernah mewanti-wanti para remaja agar menghindari pacaran. Faktanya, dalam film The Santri, putrinya sendiri yang berperan pacaran dengan mitra mainnya.
Tentang Wirda sendiri, juga ada masa lalu yang menimbulkan tanda-tanya besar. Pada tahun 2012, dalam sebuah acara TV yang dipandu oleh Deny Cagur, Yusuf Mansur membawa anaknya, Wirda, yang memberi kesaksian bahwa si anak pernah bermimpi bertemu sahabat Abu Bakar ash-Siddik dan Nabi Muhammmad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Diceritakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menegur Wirda, mengapa tidak melanjutkan hafalan Al-Quran yang sudah 15 juz itu?
Kejadiannya pada tahun 2008, ketika usia Wirda baru 7 tahun. Bermimpi bertemu Nabi Muhammad Shallahllahu ‘alaihi wa Sallam, bisa jadi benar, karena setan tidak bisa menyerupai wajah Sang Nabi. Tetapi, para ulama memberi syarat-syarat. Yakni, hendaknya orang yang bermimpi itu tahu ciri-ciri Nabi Muhammad Shallahllahu ‘alaihi wa Sallam, sebagaimana termaktup dalam kitab “Mukhtashar Asy-Syama’il Al-Muhammadiyyah” karya Imam ath-Tirmidzi. Di dalam kitab tersebut kita dibimbing untuk mengenal secara detil ciri-ciri fisik Sang Nabi, melalui hadits-hadits shahih. Wirda yang baru berumur 7 tahun saat itu, tentu tidak akan faham dan mengenal dengan baik ciri-ciri Nabi Muhammad Shallahllahu ‘alaihi wa Sallam sebagaimana termaktup dalam kitab “Mukhtashar Asy-Syama’il Al-Muhammadiyyah”.
Kini, Wirda sudah 18 tahun, sudah baligh, sudah main film dan beradegan pacaran dengan santri putra. Yusuf Mansur pun jadi sasaran kritik. Yusuf Mansur, sebagaimana biasanya jika mendapat kritikan, tidak banyak berkomentar untuk bertahan. Ia lebih banyak menerima kritikan tersebut sebagai pemebelajaran bersama, meskipun belum tentu mengikuti petunjuk para kritikusnya. Itulah gaya Yusuf Mansur jika mendapat kritikan. Iya-iya, tapi tidak dijalani. Apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Dan film The Santri, meski belum tayang di bioskop, mendapat penolakan oleh sebagian masyarakat muslim, bahkan boikot atas film tersebut.
Lalu, bagaimana dengan Yusuf Mansur? Yang jelas, video yang beredar bahwa Yusuf Mansur pernah melarang keras para remaja berpacaran, terkoreksi dengan peran Wirda di film The Santri tersebut. Ibarat petinju, pekan-pekan ini, Yusuf Mansur babak belur. Ia hanya bisa berlari-lari kecil diatas ring, untuk menghindari pukulan-pukulan yang jauh lebih dahsyat dan telak.