Aqidah Abal-Abal
Oleh Tabrani Syabirin, Lc, M.Ag
Untuk meneguhkan dan mendorong orang agar makin mantap bersedekah maka Yusuf Mansur membahas masalah akidah. Setelah kita baca buku akidah yang ditulis olehnya, isinya tidak mencerminkan apa yang dimaksudkan dengan akidah atau tauhid. Alias aqidah abal-abal.
Dalam pelajaran akidah yang ada pada buku-buku akidah yang benar, pasti membahas masalah ke-Esaan Allah. Baik dalam nama-nama dan sifat-sifat Allah. Tauhid Juga mengajarkan tentang perbuatan Allah Yang Maha Esa. Allah tidak memerlukan bantuan siapapun dalam penciptaanNya. Karena itu semua peribadatan hamba hanya kepada Allah semata.
Karena dari pemahaman tauhid ini harus jelas siapa yang Muslim dan siapa yang kafir dan musyrik.
Pondasi penting akidah Islam itu adalah Allah sebagai pencipta alam semesta dengan segala isinya. Allah juga yang menguasai dan menjaga alam ini. Memberi rejeki kepada setiap hamba. Menentukan ajal. Allah jualah nanti yang akan menghidupkan semua makhlukNya di yaumil mahsyar.
Tauhid tentang ke-Esaan perbuatan Allah, kita kenal dengan Tauhid Rububiyah. توحيد ربوبية . Karena itu keyakinan bahwa ada roh-roh yang menguasai langit dan bumi selain Allah maka syirik-lah dia. Misalnya ada yang percaya bahwa “nyi loro Kidul” sebagai penguasa Pantai Selatan Jawa, maka musyrik lah dia. Orang berbuat keyakinan syirik maka Allah akan menghapus segala amal kebajikan yang pernah dia lakukan lalu akan dilemparkan ke dalam neraka jahanam. Mari kita renungkan firman Allah Qs 72:6.
و انه كان رجال من الإنسان يعوذون برجال من الجن فزادواهم رهقا
“Dan sesungguhnya beberapa manusia meminta perlindungan kepada jin. Maka jin itu tambah menyesatkan nya.”
Qs: Az-Zumar : 65
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepada mu( Muhammad SAW) dan kepada Nabi-nabi yang sebelummu. Sungguh jika engkau menyekutukan Allah, niscaya akan Hapuslah amalmu dan tentu engkau termasuk orang yang rugi.”
Jadi seseorang yang yakin bahwa Allah yang memberi rejeki maka dia tidak takut miskin kalau berinfaq bersedekah. Karena dia yakin akan dibalas oleh Allah. Kapan Allah membalasnya? Ya terserah kepada Allah. Bisa di balas saat itu juga. Bisa dibalas belakangan. Bisa juga dibalas nanti di hari akhirat. Balasan dari Allah bisa dalam banyak bentuk. Bisa dalam balasan uang. Atau usaha yang berkembang. Bisa juga dalam ketenangan hidup. Jauh dari fitnah dunia dan lain Ian.
Menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah itulah yang disebut ikhlas dalam beragama.
Selain Tauhid Rububiyyah, harus ada bukti kepatuhan dengan tunduk kepada Allah dengan beribadah hanya kepadaNya dan menjauhi kesyirikan beserta konco-konconya. Inilah yang disebut dengan Tauhid Uluhiyyah. توحيد الوهية
Dengan hanya mengakui kekuasaan Allah. Seseorang belum bisa disebut beriman. Karena iblis juga percaya akan kekuasaan Allah. Iblis juga yakin akan hari kiamat. Hanya saja Iblis tidak mau tunduk dan patuh kepada Allah dengan mengikuti perintah nabinya.
Kaum musyrikin Qurais yang menentang dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW juga percaya akan adanya Allah. Mereka juga percaya akan kekuasaan Allah. Kalau mereka ditanya siapa pencipta langit dan bumi. Maka dengan pasti mereka akan menjawab Allah.
Yusuf Mansur dalam menjelaskan pemahaman tauhid hanya menjelaskan sesuai nalar akalnya sendiri. Misalnya tentang ilmu keyakinan, yaitu yakin bahwa Allah akan mberikan balasan kalau bersedekah. Dia mencontohkan kalau pengen beli ikan, uang hanya ada 20.000. Jangan langsung pergi ke pasar karena uangnya langsung habis. Kata Yusuf Mansur 200 harus disedekahkan dulu. Dengan uang yang tersisa 1800,- baru ibu-ibu belanja ke pasar. Nanti akan diganti 20.000 ribu oleh Allah + 1800,- uang yang tersisa tadi. Jadi nanti ikannya dapat sementara uangnya masih utuh. Itu kalau disedekahkan terlebih dahulu. Kalau tidak disedekahkan maka hanya dapat ikan, sisa uang tidak ada.
Kalau sudah punya ilmu yakin, kata Yusuf Mansur, uang yang 20.000 tadi disedekahkan saja semuanya. Lalu ibu-ibu pergi ke pasar untuk belanja. Maka nanti akan terbawa belanjaan pulang seharga 200.000,-.
Caranya bagaimana? Yusuf Mansur menyakinkan,”ya pergi aja ke pasar belanja, tidak usah bawa uang karena sudah habis disedekahin,. Nanti akan ketemu teman atau orang lain yang siap bayarin”.
Untuk menguatkan teorinya Yusuf Mansur mengarang cerita supaya orang yakin. Dia karang cerita tentang orang yang punya uang 15.000, pengen beli 4 bungkus nasi goreng. Tapi karena sudah penyakit ilmu yakin, uang yang 15.000 tadi disedekahkan terlebih dahulu. Lalu dengan ilmu yakin dia pergi ke tempat orang jualan nasi goreng. Dengan ilmu yakin dia duduk di tempat orang jualan nasi goreng, eh, datang orang lain yang mau traktir. Dia dapat 4 bungkus nasi goreng untuk dibagikan kepada saudaranya.
Cerita-cerita seperti ini banyak sekali dalam penuturan pelajaran ilmu tauhid Yusuf Mansur. Kalau ditelusuri ternyata itu hanya cerita karangan dan cerita fiktif. Coba buktikan siapa orangnya dan dimana kejadiannya. Pasti Yusuf Mansur akan keringat dingin.
Sekarang Yusuf Mansur punya banyak uang. Beberapa club sepak bola mau dia beli. Lho, buat apa usaha capek-capek beli klub sepakbola di Eropa sana, sedekahkan saja semua kepada negara atau masyarakat Papua yang sangat membutuhkan. Kalau Yusuf Mansur bersedekah 1 T, dalam 40 hari akan menjadi 10 T. Hebaat bukan. Ilmu yakin ala Yusuf Mansur. Buktikan!
Ini jelas menyesatkan atau sekurang-kurangnya nya kajian ilmu tauhid Yusuf Mansur itu bernilai Israiliyat.