thayyibah.com :: Kita mungkin berpikir bahwa angkutan udara sangat aman karena tidak akan terkena dampak jika terjadi gempa bumi.
Tapi tahukah kamu meski berada di udara bukan berarti pesawat terbang aman dari pengaruh fenomena alam yang menakutkan itu.
Seorang pilot pesawat tempur yang juga insinyur penerbangan memiliki pengalaman pribadi yang menakutkan soal dampak gempa bumi terhadap penerbangan.
“Gempa bumi benar-benar mengerikan bagi penerbangan, dan saya pernah mengalaminya sekali,” tutur Ron Wagner, seorang pilot pesawat tempur Angkatan Udara Amerika Serikat kepada Quora.
Dia teringat satu malam harus menjemput seorang pejabat penting. Dia terbang menggunakan sebuah jet tempur dari pangkalan di Washington menuju Arkansas.
“Tamu VIP itu adalah seorang anggota senat. Saat itu malam hari dan langit dipenuhi awan mendung tebal di ketinggian 3.000 feet (0,9 kilometer),” kenangnya.
Saat terbang, Wagner diberitahu oleh menara pengontrol bahwa di dalam awan mendung itu tidak ada apa-apa kecuali kegelapan.
“Benar saja. Kami masuk ke dalam awan itu dan hanya melihat gelap. Dalam kondisi seperti itu, kaca jendela ruang kokpit seperti dicat warna hitam,” katanya.
Tiba-tiba saja pesawat keluar dari gumpalan awan tebal itu dan Wagner bisa melihat lampu kelap-kelip di kejauhan. Termasuk lampu landasan pacu dan suar berputar di pangkalan Arkansas.
Wagner kemudian menghubungi menara pengontrol bahwa dia sudah melihat lampu landasan pacu di pangkalan. Menara pengontrol mempersilakan pesawat yang dikemudikan Wagner untuk mendarat.
“Setelah mendapat izin kami pun bermaksud untuk mendarat. Tapi, tiba-tiba lampu landasan pacu mati dan kondisi menjadi gelap.
“Kami terbang kembali ke udara dan menghubungi menara kontrol bahwa kami kehilangan pandangan. Tapi kami tidak mendapat jawaban,” kata Wagner.
Wagner kemudian memeriksa layar navigasi dan terkejut karena ada tanda merah yang berarti pesawatnya kehilangan kontak dengan menara pengontrol.
“Kami berulang kali menghubungi menara pengontrol tapi tidak mendapat jawaban. Akhirnya kami memutuskan menjalankan rencana cadangan. Namun sebelum itu kami mencoba menghubungi menara pengontrol sekali lagi,” katanya.
Ternyata, menara pengontrol merespons panggilan Wagner dan melaporkan bahwa baru saja terjadi gempa bumi dahsyat.
“Mereka baru mengalami gempa bumi dan semua sumber daya mati. Mereka butuh waktu beberapa menit untuk memulihkan keadaan menggunakan sumber daya cadangan,” kata Wagner.
Sementara menara pengontrol memperbaiki peralatan, Wagner diminta untuk terbang tanpa panduan.
“Itulah bagian yang paling menakutkan karena yang kami lihat di luar jendela hanyalah kegelapan,” jelasnya.
“Kami terus berputar-putar tanpa bisa melihat apa-apa kecuali pendar lampu layar panel yang berwarna merah,” tambah Wagner.
Akhirnya, setelah menunggu beberapa lama, lampu landasan pacu menyala. Menara pengontrol segera mengirim tim untuk memeriksa jika ada retakan pada aspal landasan pacu.
“Beberapa menit kemudian kami diberitahu bahwa landasan pacu itu sudah aman, sehingga kami bisa turun dengan panduan menara pengontrol dan mendarat dengan aman,” kata Wagner.
Dari pengalaman Wagner ini terbukti bahwa gempa bumi juga sangat membahayakan dunia penerbangan.
(Sumber: news.com.au)