Breaking News
Sodaqo Mart di Ponpes Attaqwa Putra, Ujungharapan, Bekasi. (foto : Darso Arief)

Ghirah

 

Sodaqo Mart di Ponpes Attaqwa Putra, Ujungharapan, Bekasi. (foto : Darso Arief)

Bulan lalu saya belanja bersama istri di Sodaqo Tanjung Barat. Ini 212 Mart terdekat dari Condet. Sudah setahun lebih setiap bulannya saya belanja disana. Setiap perubahan di wilayah tersebut pasti saya tau. Beberapa bulan belanja disana hanya dalam hitungan mingguan telah berdiri Indomaret di wilayah itu. Berdiri lebih besar dan lebih megah persis disamping Sodaqo, hanya dibatasi oleh jalan kompleks.

Ada peristiwa yang mengherankan bulan lalu. Selesai belanja, diatas motor saya liat keluar emak-emak berjilbab dari pintu Indomaret habis belanja. Istri saya ngomong pelan, “Belanjanya di Sodaqo aja bu”.

Saya komentari, “Iman itu bertingkat-tingkat, memberdayakan ekonomi umat lebih tinggi daripada memakai jilbab di era keterbukaan sekarang. Lebih tinggi daripada ngaji rutin atau ikut majlis dzikir. Bersyukurlah jika kita sudah melampaui itu semua”.

Belum pernah saya dapati lebih dari dua pengunjung di Sodaqo setiap kali saya belanja disana. Dan jika tidak disupport oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)  niscaya beberapa mart sudah pasti tutup termasuk Sodaqo Tanjung Barat ini. Biaya operasional buat gaji 3 pegawai dan 1 supervisor, bayar listrik, dan bayar maintenance bangunan sangat besar, tidak mungkin tertutup dengan labanya jika jumlah pembelinya malu-malu kayak gadis pingitan.

Penyakitnya seorang muslim adalah zona nyaman. Banyak orang yang sudah puas dengan capaian ibadahnya. Punya pasangan rajin sholat, anak masuk pesantren, ikut ngaji, ikut dzikir, hati suda tenang banget. Amal gak berubah dan gak nambah karena hati enjoy sudah masuk zona nyaman. Dia gak peduli lagi dengan ekonomi yang dikuasai aseng. Dia gak tau kalau sejengkal demi sejengkal tanah ini dimiliki asing.

Kita pasti pernah dengar hadits dibawah ini :

“Sesungguhnya sebaik-baik amal adalah yang paling kontinyu meski ia sedikit.” ( HR.Ibnu Majah)

“Sebaik-baik amal adalah shalat di awal waktu.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)

“Sebaik-baiknya dzikir adalah La ilaha illallah dan sebaik-baiknya doa adalah Alhamdulillah” (HR At-Tarmizi & Ibnu Majah).

Intinya adalah Nabi mengisyaratkan bahwa amal itu bertingkat-tingkat sebagaimana surga pun bertingkat pula. Hadits ini tidak menafikan (mengingkari) amal yang banyak walau sesekali, sholat di akhir waktu atau dzikir-dzikir lain. Semua amal tersebut baik dan boleh dilaksanakan. Hadits ini hanya memberitahu kita bahwa ada amal tertinggi dari setiap jenisnya.

Lalu amal apakah yang paling afdhal? Ramai ulama terdahulu memperbincangkannya. Saya ringkas dengan kesimpulan dari Ibnul Qoyyim dalam Madarijus Salikin yang juga diambil oleh Yusuf Qordhowi dalam bukunya Niat. Amal menjadi utama tergantung kondisi dan tempat. Boleh jadi jihad adalah amal utama bagi muslim Suriah tapi tidak bagi muslim Indonesia. Boleh jadi shalat diawal waktu adalah amal utama bagi orang sibuk tapi bagi yang lapang waktunya tidak. Setiap waktu dan tempat berbeda keutamaan amal.

Amal utama bagi orang kaya bukan dzikir atau sholatnya tapi hartanya karena orang miskin tidak bisa beramal dengan hal itu. Amal utama bagi ulama adalah mengajarkan ilmu karena orang awam tidak memilikinya. Dan amal utama bagi mujahid adalah berjihad. Kondisi setiap orang berbeda dalam keutamaan amal.

Pada kondisi negara diserang musuh maka amal yang utama adalah berjihad atas setiap muslim baik yang kuat maupun yang lemah. Sebagaimana kata Ibnu Taimiyah, “atas musuh yang menyerang maka tidak ada kewajiban lagi setelah syahadat kecuali jihad”. Bukan sholat atau puasa.

Pada kondisi negara kekurangan dana untuk berperang misalnya maka amal utama adalah berinfak. Sebagaimana mobilisasi dana saat perang Tabuk dulu, tidak ada seorang muslimpun kecuali mengeluarkan hartanya bahkan ada orang Anshar miskin yang bela-belain jadi kuli panggul agar bisa nyumbang beberapa butir kurma. Setiap situasi berbeda dalam keutamaan amal.

Apa amal utama saat ini? tahun lalu saat pilkada Jakarta bagi pemilik KTP Jakarta adalah memenangkan lawannya Ahok. Tahun ini adalah memenangkan cagub pilihan ulama bagi pemilik KTP yang melaksanakan pilkada. Tahun depan adalah memenangkan ABJ (asal bukan jokowi).

Kalau dalam hal ekonomi maka amal utama adalah mengalahkan hegemoni aseng yang menjadi biang kerusakan negara. Oleh karenanya dukungan terhadap lembaga ekonomi umat harus full gak boleh setengah-setengah karena ini afdholul amal.

Kalo seseorang tidak beli sebatang sabun di 212 mart karena jaraknya lumayan jauh masih bisa dimaklumi. Tapi kalo emak-emak pengajian jilbab panjang belanja di Indomaret padahal di sebelahnya ada Sodaqo/Kita Mart/212 Mart, ini mengherankan. Emang di majlis taklim diajarin apaan?

Jangan asyik menuntut ilmu atau khusyu berdzikir aja sementara hartamu kau belanjakan kepada Aseng yang jadi followernya penista Islam.

Seorang muslim yang beriman pasti antusias dengan hadits Nabi berikut :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
Di surga itu terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai surga.” (HR. Bukhari 2790 & Ibnu Hibban 4611).

Kenapa harus minta surga Firdaus ? Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda,

الْفِرْدَوْسُ رَبْوَةُ الْجَنَّةِ وَأَوْسَطُهَا وَأَفْضَلُهَا
Firdaus adalah surga yang paling tinggi, yang paling bagus, dan yang paling afdhal. (HR. Turmudzi 3174 dan dishahihkan al-Albani).

Firdaus adalah surga paling afdhal maka gapailah dengan amal utama. Firdaus adalah surga tertinggi maka raihlah dengan ketinggian amal.

Kita bicara sebaik-baik amal saat ini pada diri muslim Indonesia. Dan jangan gagal paham, kita tidak menafikan amal yang lain. Amal terbesar saat ini adalah menyelamatkan rakyat Indonesia dari kehancuran yang dilakukan oleh pemerintah dan kroni-kroninya. Lakukan penyelamatan melalui poleksosbud.

Jangan sampe tidak ada kesedihan pada dirimu tatkala tidak belanja di lembaga milik umat. Jangan sampai tidak ada kesedihan dalam dirimu kalo belanja di gerai milik aseng.

Beragama itu harus punya ghirah (kecemburuan). Jika 212 mart sepi dari pembeli sementara Indomaret dan Alfa ramai maka cemburulah. Bela abis-habisan dengan membelanjakan hartamu, dengan mempromosikannya kepada orang lain, dengan membantunya agar ia tetap hidup ditengah ummat.

Beragama tanpa ghirah sama aja tidak beragama. Ulama dikriminalisasi diem saja, Al Quran dinistakan tak bersuara, Nabi dilecehkan tak ambil pusing, bahkan Allah swt dihina pun tak ada kemarahan dalam dirinya. Maka ketahuilah dirinya telah menjadi mayat hidup. Berjalan diatas bumi tanpa ruh. Ucapannya hanya rangkaian kata-kata tanpa ruh, boro-boto membangkitkan semangat seperti orasinya Bung Tomo, sekedar menegakkan badannya untuk bangun subuh saja tidak mampu.

“Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka tidak dapat melihat dalam kegelapan. Mereka tuli, bisu dan buta. Sehingga mereka tidak dapat kembali”._ (2 : 17-18)

Mereka laksana mayat hidup berjalan tapi tidak bisa melihat. Tidak pernah peduli dengan agama karena telinganya tuli tak mendengar, tidak pernah melakukan pembelaan agama karena lisannya bisu. Merekalah yang tak memiliki ghirah dalam agama. Dan sayangnya mereka itulah munafik.

 

(Artikel ini masuk beredar dalam WAG,  tanpa menyebutkan nama penulisnya) 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur