Evolusi Kejahatan

Oleh: Joko Intarto

Pelajaran kriminologi saat kuliah di Fakultas Hukum Undip 1989 itu ternyata benar: Kejahatan berevolusi karena para penjahat juga terus belajar memanfaatkan kemajuan teknologi.

Contoh yang saat ini tengah ramai adalah penipuan menggunakan stiker alat pembayaran digital QRIS yang ditempelkan pada kotak sumbangan di beberapa masjid di Jakarta Selatan. Penjahat menutup stiker QRIS milik takmir masjid dengan stiker QRIS  baru atas nama Restorasi Masjid.

Dengan modus sederhana itu, donatur yang tidak cermat akan “menyumbangkan” dananya ke rekening penjahat. Bukan ke rekening masjid.

Modus penipuan menggunakan QRIS merupakan modus baru. Dengan temuan ini, selayaknya semua pihak yang menggunakan QRIS sebagai sistem pembayaran menerapkan mitigasi risiko. Jangan-jangan kode QRIS yang dipasang di kotak amal di berbagai lokasi telah disalahgunakan para penjahat.

Aplikasi QRIS tergolong aplikasi yang sangat sukses. Aplikasi yang dikembangkan Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia itu telah membantu jutaan orang dalam menjalankan bisnisnya.

Dengan QRIS pembayaran secara digital memang menjadi sangat praktis. Semua mobile banking dan e-money bisa digunakan untuk transaksi melalui QRIS.

Dalam kenyataan di lapangan, tidak semua penggunaan QRIS berstatus rawan disalahgunakan. QRIS yang dipasang di depan kasir, tentu sulit dibajak karena kasir akan selalu minta konsumen memperlihatkan notifikasi transaksinya secara fisik dengan memperlihatkan layar smartphone.

Hal ini berbeda dengan QRIS yang dipasang di kotak amal yang tidak memerlukan verifikasi fisik dengan petugas amal. Hanya ketelitian donatur yang bisa mencegah terjadinya pembajakan rekening tujuan.(jto)

Foto:

1. Pria berbaju biru yang diduga pelaku penjahat terekam CCTV tengah menempelkan QRIS ”Restorasi Masjid” di masjid Nurul Iman, Blok M.
2. QR Code ”Restorasi Masjid” yang menjadi alat penipuan.