Oleh: Davy Byanca
Tahu gak? Dengan memeluk punggungmu, kupastikan kau tidak akan ditikam dari belakang, bahkan oleh tangan masa lalu yang tak nampak. Dalam lirih kuberkata, “semoga hatimu mengerti mengapa aku tiada henti memberi nafas kehangatan.”
Tahu gak? Senja kemarin, dari seberang jalan, di mana kita pernah berdiri. Kulihat lautan berdoa dalam harunya biru, “semoga pantai mengerti, mengapa aku tak bisa berhenti mengirim ombak.”
Begitulah nasib dua kuntum bunga yang gugur saat saling memadu kasih. Mereka akan menjelma menjadi sebuah taman.
Apa kabarmu, adalah kalimat pertama dari semua kisah baru.