Oleh: Salim A. Fillah
Seberapa besarkah nilai karunia Allah berupa seteguk air?
As Sammak, seorang ‘slim sahabat Harun Ar Rasyid mengunjungi Sang Khalifah. Saat Harun merasa haus, dimintanyalah minuman kepada pelayan. Segelas air dingin pun dihidangkan. Ketika dia mengangkat gelasnya untuk minum, As Sammak menahan tangannya.
“Tunggu sebentar ya Amiral Mukminin ” ujarnya. “Jika seseorang atau satu hal menghalangimu dari meminum air ini di saat puncak kehausanmu dengan meminta tebusan darimu, berapa kau akan membayarnya?”
“Separuh kerajaanku.”
Berapa besarkah itu? Kerajaan Harun Ar Rasyid membentang dari perbatasan Gurun Gobi hingga Gurun Sahara, dari Lembah Sungai Indus hingga hulu Sungai Nil, dari Laut Hitam hingga Laut Arab.
“Minumlah,” ujar As Sammak, “Semoga Allah memberkahimu.”
Harun pun meneguk isi gelasnya dengan nikmat.
“Lalu jika air yang sudah kauminum ternyata tertahan dalam tubuh dan sama sekali tak dapat keluar, berapa kau akan menebusnya?”
“Dengan seluruh kerajaanku,” desah Harun.
“Jika separuh kerajaanmu bernilai hanya seteguk air, dan seluruh kekuasaanmu hanya senilai setumpahan kencing… Aku takjub pada orang-orang yang ingin memperebutkannya,” pungkas As Sammak.
Mendengarnya, Harun Ar Rasyid menangis tersedu-sedu.
Mari kita minum dengan penuh syukur, sebab begitu agung karunia Allah ini bagi manusia. Adalah Nabi ﷺ menuntunkan beberapa adab minum. Secara umum, mulailah dengan basmalah, gunakan tangan kanan, jangan meniup-niupnya, bagilah satu gelas dalam 3 atau empat tegukan, dan utama jika kita duduk meski Nabi ﷺ juga mencontohkan dengan berdiri semisal ketika meminum zam-zam.