Seorang dokter Hindu yang ikut tergabung dalam majelis khalifah Mansur Abbasi suatu saat bertanya kepada Imam Ja’far Shadiq a.s, apa berminat mempelajari sesuatu dalam bidang kedokteran darinya ?
Imam berkata : “Tidak perlu. Apa yang saya miliki lebih baik daripada yang engkau miliki.”
Kemudian berlangsung percakapan yang sangat menarik. Dalam dialog tersebut Imam a.s menanyakan kepada si dokter.
Pertanyaan-pertanyaanya seperti ini :
- Kenapa kepala ditutupi dengan rambut?
- Kenapa ada garis-garis dan kerutan-kerutan di dahi?
- Kenapa mata berbentuk seperti kenari?
- Kenapa hidung ditempatkan diantara kedua belah mata?
- Kenapa rambut dan kuku tanpa kehidupan (tanpa indra perasa)?
Pertanyaan-pertanyaan ini bergerak dari kepala menuju ke bawah, sampai beliau Imam a.s mengakhiri dengan pertanyaan : “Kenapa lutut-lutut kaki melipat ke arah belakang dan kenapa kaki cekung pada satu sisi?”
Atas semua pertanyaan tadi, si dokter hanya punya satu jawaban, yaitu : “Saya tidak tahu.”
Imam a.s berkata : “Sebaliknya, saya tahu betul.”
Kemudian beliau Imam a.s menjelaskan semua pertanyaan dengan memperlihatkan kebijaksanaan dan kekuasaan sang Pencipta.
“Rambut diciptakan di atas kepala agar minyak dapat mencapai bagian sebelah dalam dan panas bisa melalui itu, sehingga ia dapat melindungi kepala dari panas dan dingin.”
“Adanya garis-garis dan kerutan-kerutan pada dahi agar keringat dari kepala tidak masuk ke mata, yang pada gilirannya memberi orang kesempatan untuk menyekanya.”
“Mata berbentuk seperti kenari tujuannya untuk memudahkan memasukan obat ke dalamnya dan membuang kotoran darinya. Sekiranya mata berbentuk segi empat atau bulat, maka kedua-duanya menimbulkan kesulitan.”
“Hidung ditempatkan diantara kedua belah mata, karena ia membantu untuk membagi rata cahaya yang sama banyak ke arah dua belah mata.”
“Rambut dan kuku tidak memiliki indra perasa, karena untuk lebih memudahkan dalam memotong dan memangkasnya. Seandainya ada kehidupan di dalamnya, maka itu akan menjadikan orang kesakitan dalam memotongnya.”
“Lutut kaki melipat ke arah belakang, karena manusia berjalan ke arah depan dan kaki yang cekung berguna untuk membuat gerakan lebih mudah.”
Mendengar pemaparan dari Imam Ja’far Ash-Shadiq a.s yang sangat gamblang, sang dokter terperangah dan pada akhirnya masuk Islam.
(Diposting oleh Faraj di Madrasah Ahlul Bayt yang dinukil dari Akhtar Rizvi, Zihad Ilmu)