Oleh: Salim A. Fillah
Al ‘Allamah Yusuf Al Qaradlawy, sesepuh Ittihadul ‘Alami li ‘Ulamail Muslimin pernah memberikan taujih tentang tanggungjawab para ahli ilmu dan pembelajar. Sebuah taujih yang terasa berat. Inilah ketujuh hal tersebut:
1)
مَسْؤُوْلٌ عَنْ صِيَانَتِهِ وَحِفْظِهِ حَتَّى يَبْقَى
Seorang ‘alim dan muta’allim- bertanggung jawab dalam memelihara dan menjaga ilmu, agar ianya tetap ada dan tak hilang ditelan masa.
2)
وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ تَعْمِيْقِهِ وَتَحْقِيْقِهِ حَتَّى يَرْقَى
Seorang ‘alim dan muta’allim bertanggung jawab dalam hal memperdalam, menggali, meneliti dan meraih hakikat kebenarannya, agar kian meningkat dan bertambah nilainya.
3)
وَمَسْؤُوْلٌ عَنِ الْعَمَلِ بِهِ حَتَّى يُثْمِرَ
Seorang ‘alim dan muta’allim bertanggung jawab dalam beramal dengannya, agar ilmu itu menghasilkan buah termanisnya.
4)
وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ تَعْلِيْمِهِ لِمَنْ يَطْلُبُهُ حَتَّى يَزْكُوَ
Seorang ‘alim dan muta’allim bertanggung jawab mengajarkannya pada penuntut ilmu, agar ilmu itu menjadi bersih dan suci (terbayar zakatnya).
5)
وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ بَثِّهِ وَنَشْرِهِ حَتَّى يَعُمَّ نَفْعُهُ
Seorang ‘alim dan muta’allim- bertanggung jawab dalam menyebarkan dan mensyiarkannya agar manfaat ilmu itu semakin luas merata.
6)
وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ إِعْدَادِ مَنْ يَرِثُهُ وَيَحْمِلُهُ حَتَّى يَدُوْمَ اِتِّصَالُ حَلَقَاتِهِ
Seorang ‘alim dan muta’allim bertanggung jawab menyiapkan pelanjut yang kan mewarisi dan memikulnya agar mata rantai ilmu terus bersambung tanpa putus.
7)
وَقَبْلَ ذَلِكَ كُلِّهِ: مَسْؤُوْلٌ عَنْ إِخْلَاصِهِ فِيْ عِلْمِهِ للهِ حَتَّى يَقْبَلَهُ مِنْهُ
Dan sebelum itu semua, terutama sekali ‘alim dan muta’allim bertanggung jawab untuk ikhlas dalam ilmunya kerana Allah semata, agar diterima olehNya sebagai pengabdian darinya.