Oleh: Gus Nur
Salah satu hobi saya itu baca-baca syair. Dan syair-syair Arab paling favorit, karena bersajak. Kalo puisi Indonesia gak minat, karena terlalu bebas, gak ada sajaknya. Kalo pantun-pantun lama atau Hikayat Hamzah Fanshuri seneng sekali.
Kemarin ada pantun yang bikin saya hampir keselek kopi :
Yang bersalah bawang merah, yang dihukum bawang putih
Yang korupsi baju merah, yang dihukum baju putih.
Terserah apa tafsirnya, tapi cukup menggelitik juga.
Eniwey, ada seorang penyair yang seorang ulama besar Syaikh Mutawalli Sya’rowi ketika menyebut namanya menambahkan ‘radliyaLloohu ‘anhu’. Beliau adalah pemimpin para penyair (Amirus Syu’ara) Ahmad Syauqi yang biodatanya bisa di googling.
Syaikh As-Sya’rawy menyematkan ‘radliyaLloohu ‘anhu’ karena Al-Imam Al-Akbar Syekh Al-Azhar Muhammad bin Ibrahim Al-Ahmadi Adz-Dzawahiri As-Syafi’i As-Syadzili seorang tokoh sentral dan menjabat posisi tertinggi di Al-Azhar dan juga tokoh sufi Thariqat Syadziliyah, datang membesuk Ahmad Syauqi berkata: “Dalam mimpi, aku diutus oleh Kanjeng Rasul Muhammad Saw. ‘Katakan pada Ahmad Syauqi: Ana fintadzarak (aku menunggumu).”
Maka sungguh luar biasa beliau. Karena seorang ulama agung ketika bermimpi Rasulullah SAW itu adalah rukyah shadiqah (mimpi yang benar).
Itu karena kecintaan Syauqi kepada Nabi Muhammad SAW yang tertuang lewat syair-syairnya. Beliau adalah orang yang bisa menjelaskan banyak hal lewat sepotong syairnya.
Dalam salah satu bait syairnya yang meringkas ajaran Islam, beliau mengatakan:
الدين يـُسرٌ ، والخـلافة بـَيعة
والأمر شورى والحقوق قضاء
“Agama Islam itu mudah dan Khilafah adalah bai’at; urusan umat diputuskan dengan musyawarah, terkait hak diselesaikan melalui pengadilan syar’i.”
Banyak karya beliau dalam bahasa Arab yang kita sulit menjangkau kecuali pernah belajar balaghah bayan badi’.
Tapi yang lebih sulit lagi adalah amalan apa yang harus kita persembahkan agar Rasulullah mengatakan dari surga: ana fintidharik (Aku menunggumu).