Indonesia Adalah Kita
Oleh: Pipiet Senja
Anno 22 Mei 2020
Mengenang setahun silam
Bersama barisan emak-emak berdaster
Langkah ringkih mendadak tegap
Tubuh lansia seketika perkasa
Telah kurayu dokterku
Agar melepas infus di tanganku
Nanti petang janji kembali
Melanjutkan agenda transfusi
Seperti biasa.
Bergabung bersama barisan emak-emak militan
Mendadak serasa tangguh langkahku
Begitu penuh semangat sosok-sosok di sekitarku.
Spanduk bertebar
Bendera berkibar
Menuntut Keadilan
Kiranya Pilpres jangan curang
Kiranya KPU adil
Kiranya Bawaslu amanah.
Dhuaaaar!
Berita dari negeriku semakin ajaib, Kawan!
Coba simak lembar-lembar media
Begitu miris melukis tragedi anak negeri
Kalau bukan urusan kemiskinan
Niscaya tentang kelaparan.
Sembako semakin tinggi
Barisan gepeng mengular panjang
Tidak di kota dan tidak di daerah
Sama menguar duka.
Luka menganga dan berdarah
Adakah engkau malu jadi anak Indonesia, wahai Kawan?
Tidak, aku cinta Indonesia!
Bukan salah Pertiwi mengandung
Kolam susu mendadak sangar
Bising kodok ngorek kodok ngorek
Melipir hingga pelosok negeri.
Lihatlah, saat hutan-hutan kebakaran
Hatta bukan urusannya
Lihatlah, saat Masjid Tolikara menyala
Pelaku mejeng selfian di Istana.
Lihatlah, saat mahasiswa hendak demo
Suapan lezat santap siang
Membuat garda muda bungkam seribu Bahasa.
Demikianlah buah karya para pengkhianat bangsa
Hasil nyata petinggi tak punya nurani
Mereka yang hobi omong kosong
Berkoar kesana kemari.
Dana ada tersedia
Tinggal harus; Kerja, kerja, kerja, preeeet!
Sungguh benar memang banyak lahan kerja
Mendadak 10 juta seliweran
Namun bukan rakyat kita, Kawan!
Mata-mata sipit si kuning dari Utara
Itulah sebagai balas jasa
Demi ratusan triliun yang belum pasti lunas
Meski dibayar oleh tujuh turunan.
Adakah engkau malu menjadi anak Indonesia, wahai Kawan?
Tidak, tidak malu sama sekali
Aku masih cinta Indonesia!
Bukan salah Pertiwi mengandung
Kolam susu mendadak sangar
Bising kodok ngorek kodok ngorek
Melipir hingga pelosok negeri.
Usah baca media penuh dusta, wahai Kawan!
Semua berita jungkir balik
Kemiskinan diubah kesejahteraan
Kelaparan dicatat kekenyangan
Kejujuran ditulis dusta
Kebenaran dibilang fitnah
Kezaliman disanjung puja.
Bumi menjadi langit
Kaki dan kepala tak beda
Laksana dunia terbalik.
Adakah engkau malu jadi anak Indonesia, wahai Kawan?
Tidak, sama sekali tidak malu, saudaraku sebangsa dan setanah air.
Aku tetap cinta negeriku
Bumi khatulistiwa dari Sabang sampai Merauke
Meski lautan hanya bernyanyi
Lagu kodok ngorek senantiasa.
Masih ada hujan semesta doa
Warisan para pejuang yang telah mengukir indah
Sejarah kemerdekaan
Mari, kita lekatkan segenap hati
Kembali lantang menyuarakan
Cinta kita untuk Indonesia.
Bangga kita untuk Indonesia
Jiwa dan raga kita demi Indonesia
Darah dan nyawa kita demi Indonesia.
Dengar, dengar, dengarlah!
NKRI harga mati
Mari kita lawan kezaliman
Tidak perlu mengundang asing aseng.
Mari, kita lawan sendiri
Sebagaimana jejak langkah para pahlawan
Jika bungkam kita mati
Maka bergeraklah
Sebab Indonesia adalah kita.
Merdeka!
Allahu Akbar!