thayyibah.com :: Manusia tak memiliki hak untuk menentukan halal-haram, halal-haram sesuatu harus tunduk kepada wahyu. Dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah adalah sandaran menghukumi sesuatu. Bukan akal apalagi nafsu
Bila telah terang dalil yg Rasulullah sampaikan, maka manfaat atau mudharat yg dihasilkan perbuatan tersebut tak boleh menjadikan manusia berbantah-bantah terhadap apa yg telah Rasulullah tunjukkan
Andaikan hukum asal perbuatan ditimbang berdasarkan manfaat dan mudharat yg diserahkan pada akal manusia, pastilah akan ada 1001 sudut pandang dg kepentingan yg berbeda
Ada yg merasa riba bermanfaat untuk memenuhi kebutuhannya, ia akan menjadikannya dalil kehalalan mengerjakannya. Ada yg merasa shaum ramadhan tak membuahkan manfaat kesehatan yg diharapkannya, ia akan menjadikan dalil untuk meninggalkannya
Astagfirullah. Lantas untuk apa Allah turunkan Al-Quran sebagai penerang? Untuk apa Allah utus Rasul mengajarkan manusia dg Sunnah nya?
Jika dalil Al-Quran dan As-Sunnah tak lebih tinggi dari timbangan akal, jangan-jangan kita telah terjatuh ke dalam golongan kaum yg mendewakan akal, yg lebih mengutamakan perkataan manusia yg mencocoki perasaannya, ketimbang wahyu yg dianggap tak masuk ke akalnya
Dalam perkara Wajib, Sunnah, Haram, Makruh, telah jelas bagaimana sikap seorang mukmin menghadapinya. Adapun dalam perkara mubah, silakan gunakan kaidah “ada manfaat boleh diambil, ga bermanfaat boleh ditinggalkan”
Yang harus selalu diingat, manfaat dan mudharat jika ditimbang menggunakan akal manusia, pasti hasilnya berbeda-beda
Awal hijrah dulu, saya ingin fokus memperbaiki diri. Banyak perkara mubah saya tinggalkan. Hampir-hampir saya haramkan diri untuk nonton TV, membaca buku fiksi, komik, musik religi, dsb. Karena bagi saya semua itu melalaikan
Namun belakangan,muncul kebutuhan mencari refrensi untuk proyek dakwah, yg mengharuskan saya kembali nonton, baca komik, baca novel fiksi, dsb
Maka benarlah, jangan bersitegang terhadap perkara mubah, jangan pula saling memaksakan. Sebab yg manfaat untuk saya belum tentu manfaat untuk anda. Yg mudharat bagi saya belum tentu mudharat bagi anda. Mari proporsional dalam berislam ? #yukngaji
Sumber: berdakwah