Breaking News
Ilustrasi Seseorang yang sedang berdzikir

Muhasabahnya Orang Shalih

thayyibah.com :: Orang-orang shalih terdahulu selalu sibuk dengan aib-aibnya sendiri. Mereka tidak pernah mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Justru kesalahan orang lainlah yang mengingatkan ia terhadap dirinya sendiri. Mereka tidak pernah lepas dari muhasabah diri di setiap waktunya.Berikut ini ungkapan-ungkapan orang-orang shalih tersebut.

Imam Ahmad meriwayatkan’ dari Abu Darda’ Radhiyallahu Anhu, “Tidaklah seseorang memiliki pemahaman yang dalam sampai ianmembenci manusia karena Allah, kemudian ia kembali kepada dirinya sendiri, lalu ia lebih membenci terhadap dirinya.”

Mutharrif bin Abdillah berkata, “Seandainya manusia itu tidak lebih mengetahui tentang diriku, niscaya aku jauhi mereka.”

Ayub As-Sakhtiyani berkata, “Jika orang-orang shalih disebut maka aku adalah orang yang terasing.”

Ketika Sufyan Ats-Tsauri dalam sakaratul maut, Abul Asyhab dan Hammad bin Salamah masuk kepadanya.

Hammad berkata kepada Sufyan, “Wahai Abu Abdillah, bukankah engkau sudah merasa aman dari sesuatu yang engkau takuti? Dan engkau telah melakukan apa yang engkau harapkan, sedangkan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.”

Sufyan menjawab, “Wahai Abu Salamah, apakah engkau mengharapkan orang seperti aku ini bisa selamat dari neraka?” Ia menjawab, “Ya, demi Allah, sungguh aku mengharapkanmu demikian.”

Yunus bin Ubaid berkata, “Sesungguhnya aku mendapatkan seratus ciri kebaikan, aku tidak tahu apakah dalam diriku terdapat satu daripadanya.”

Muhammad bin Wasi’ berkata, “Seandainya dosa memiliki aroma, tentu tak seorang pun yang kuat duduk bersamaku.”

Pernah suatu ketika Daud Ath-Tha’i diceritakan di hadapan sebagian para raja, sehingga mereka pun memujinya, maka ia berkata, “Seandainya manusia mengetahui sebagian apa yang ada pada kami, tentu tak sepatah pun lisan yang menyebutkan kebaikan kami selamanya.”

Abu Hafsh berkata, “Siapa yang tidak berprasangka buruk kepada nafsunya sepanjang waktu, tidak menyelisihinya dalam setiap keadaan, serta tidak menyeretnya pada apa yang dibencinya sepanjang waktunya, maka orang itu telah terperdaya. Dan siapa yang melihat kepada nafsunya dan menganggap baik sesuatu daripadanya maka sesuatu itu telah menghancurkannya.”

About A Halia