thayyibah.com :: Di antara hal yang menyibukkan hati kebanyakan umat Islam adalah mencari rezeki. Dan jika kita lihat, sejumlah umat Islam memandang bahwa berpegang dengan Islam akan mengurangi rezeki mereka. Tidak hanya sebatas itu, bahkan lebih parah dan menyedihkan lagi bahwa ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban syari’at Islam tetapi mereka mengira bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan dibidang materi dan kemapanan ekonomi hendaknya menutup mata dari sebagian hukum-hukum Islam, terutama yang berkenaan dengan halal dan haram.
Mereka itu lupa atau pura-pura lupa bahwa Sang Khaliq tidaklah mensyariatkan agama-Nya hanya sebatas perkara-perkara akhirat saja. Tetapi Alloh subhanahu wa ta’ala mensyariatkan agama ini juga untuk menunjuki manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan mereka di dunia. Bahkan doa yang sering dipanjatkan tauladan umat manusia adalah:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka.”
Alloh dan Rasul-Nya yang mulia tidak meninggalkan umat Islam tanpa petunjuk dalam kegelapan, berada dalam keraguan dalam usahanya mencari penghidupan. Tetapi sebaliknya, sebab-sebab rezeki itu telah diatur dan dijelaskan. Seandainya umat ini mau memahaminya, menyadarinya, berpegang teguh dengannya serta menggunakan sebab-sebab itu dengan baik, niscaya Alloh Yang Maha Pemberi Rezeki dan memiliki kekuatan akan memudahkannya mencapai jalan-jalan untuk mendapatkan rezeki dari setiap arah, serta akan dibukakan untuknya keberkahan dari langit dan bumi.
Lantas, apa dan bagaimana cara kita menggapai rezeki-rezeki tersebut sesuai dengan yang telah dituntun oleh agama kita? Berikut ini, kami coba paparkan sebagian kunci-kunci rezeki yang ditulis oleh Syaikh Dr. Fadhl Ilahi dalam bukunya “Mafaatiihu ar-Rizqi Fii Dhau-i al-Kitab wa as-Sunnah”. Yaitu:
- Istighfar dan Taubat.
Di antara sebab terpenting diturunkannya rezeki adalah istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Alloh Yang Maha Pengampun dan Maha Menutupi (kesalahan). Alloh subhanahu wa ta’ala menyebutkan tentang Nuh alaihissalam yang berkata kepada kaumnya,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12)
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’” (QS. Nuh [71]: 10-12)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rohimahulloh dalam tafsirnya mengatakan, maknanya, “Jika kalian bertaubat kepada Alloh, meminta ampun kepada-Nya dan senantiasa menaati-Nya niscaya Ia akan membanyakkan rezeki kalian dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, melimpahkan air susu perahan, membanyakkan harta dan anak-anak, menjadikan kebun-kebun dengan bermacam-macam buah-buahan serta mengalirkan sungai di antara kebun-kebun untuk kalian.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/449)
Dalam sebuah hadits Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Alloh), niscaya Alloh menjadikan baginya pada setiap kesedihannya jalan keluar dan pada setiap kesempitan ada kelapangan dan Alloh akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
- Takwa.
Takwa menurut Imam Nawawi rohimahulloh adalah, “menaati Alloh dalam hal perintah dan larangan-Nya, maksudnya menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Alloh subhanahu wa ta’ala.
Di antara nash yang menunjukkan bahwa takwa termasuk di antara sebab turunnya rezeki adalah, firman Alloh, yang artinya,
… وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)
“… Barangsiapa bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. ath-Thalaq [65]: 2-3)
Dalam ayat di atas, Alloh menjelaskan bahwa orang yang merealisasikan takwa akan dibalas dengan dua hal. Pertama, “Alloh akan mengadakan jalan keluar baginya. Artinya, Alloh subhanahu wa ta’ala akan menyelamatkannya – sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas rohimahulloh – dari setiap kesusahan dunia maupun akhirat (Tafsir al-Qurthubi, 18/159). Kedua, Alloh subhanahu wa ta’ala akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Artinya, Alloh akan memberinya rezeki yang tak pernah ia harapkan dan angankan (Zaadul Masir, 8/291-292)
- Bertawakkal Kepada Alloh.
Tawakal menurut Imam al-Ghazali rohimahulloh adalah, ‘Penyandaran hati hanya kepada wakil (yang ‘ditawakkali’) semata.’
Termasuk di antara sebab diturunkannya rezeki adalah bertawakkal kepada Alloh. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Alloh sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, di dalam al-Musnad, no. 205)
- Beribadah kepada Alloh sepenuhnya.
Di antara kunci-kunci rezeki adalah beribadah kepada Alloh sepenuhnya. Yakni, hendaklah seorang hamba beribadah dengan hati dan jasadnya, khusyu’ dan merendahkan diri di hadapan Alloh Yang Maha Esa, menghadirkan (dalam hati) betapa besar keagungan Alloh subhanahu wa ta’ala, benar-benar merasakan kedekatan ketika sedang bermunajat kepada Alloh Yang Maha Menguasai dan Maha Menentukan. Yakni, beribadah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits,
“Hendaklah, kamu beribadah kepada Alloh seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim).
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda,
“Tuhan kalian berfirman, ‘Wahai anak Adam, beribadahlah kepada-Ku sepenuhnya, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam!, jangan jauhi Aku sehingga Aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan.” (HR. al-Hakim, di dalam al-Mustadrak ‘alash Shahihain, Syaikh Albani rohimahulloh men–shahih–kannya dalam Silsilatul Ahadits ash-Shahihah).
- Silaturrahim
Di antara pintu-pintu rezeki adalah silaturrahim. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahim.” (HR. al-Bukhari, no. 5985)
- Berinfak di Jalan Alloh.
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman, artinya,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Alloh akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ [34]: 39)
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda, “Alloh berfirman, “Wahai anak adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rezeki) kepadamu.” (HR. Muslim)
- Memberi Nafkah Kepada Orang yang Sepenuhnya Menuntut Ilmu Syari’at (Agama)
Termasuk kunci-kunci rezeki adalah memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya menuntut ilmu syariat (agama). Anas bin Malik rodhiallohu anhu mengatakan, “Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rosululloh sholallohu alaihi wasallam. Salah seorang darinya mendatangi Nabi (yakni: untuk mencari ilmu dan pengetahuan-ed) dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu, saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Nabi maka beliau bersabda, “boleh jadi engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (HR. at-Tirmidzi, no.2448)
- Berbuat Baik Kepada Orang-Orang Lemah
Termasuk di antara kunci-kunci rezeki adalah berbuat baik kepada orang-orang miskin. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda, “Bukankah kalian ditolong dan diberi rezeki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?” (HR. al-Bukhari, no.108)
Saudaraku… Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala memberikan taufiq kepada kita dalam mencari karunianya dengan meniti jalan yang telah ditunjukkan oleh Alloh dan yang telah diterangkan oleh Nabi-Nya yang mulia Muhammad sholallohu alaihi wasallam. Shalawat dan salam semoga Alloh curahkan kepada Muhammad, keluarga, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amiin. Wallohu a’lam.
Sumber: Gerimis