Semesta Doa untuk Pertiwi
Oleh : Pipiet Senja
Anno 25 April 2020
Dari balik tirai jendela kamarku
Aku mengintip ulahmu
Kali ini engkau telah membuat heboh perumahan kami
Dengan culas dan licik sebab tak tampak wujudmu
Engkau telah menyebabkan
Seorang ibu kehilangan anaknya
Seorang anak kehilangan ibunya
Seorang kakak kehilangan adiknya
Seorang bapak kehilangan anak istrinya.
Aku terdiam beku
Tak mampu berkata-kata
Semesta kata tiada makna
Tertelan dukalara
Yang menghunjam dalam
Merabuk sukma
Begitu tajam
Merobek penuh seluruh sisi sisi kalbuku.
Dari balik jendela kamarku
Tempatku kini dirumahsaja
Menyusun kata demi kata
Menekan tuts-tuts laptop tua
Dengan jari-jari senjaku
Sesungguhnya tanpa suara
Delapan pekan sudah
Begini rupa aku melembari hari-hari tanpa warna
Bak langitku kini
Tampak semakin pucat tiada asa.
Ya Robbana….
Sampai kapankah kami begini?
Ya Robbana….
Mengapa semua jadi begini?
Ya Robbana….
Hentikanlah musim berkabut bersama Malaikat Maut ini.
Tiadakah Engkau mendengar semesta doa kami?
Kasihanilah mereka yang tak punya kerja lagi
Tiada pemasukan lagi
Sedang perut terus menagih isi.
Lihatlah, ya Robb!
Seorang anak kecil terkapar di pinggir kali
Mencari sesuap nasi
Ditinggal sendiri
Di gubuknya yang lapuk dan sepi
Ditinggal emak babu cuci
Tak kembali berhari-hari
Akhirnya tak mampu lagi
Sekadar mengangkat kakinya yang mungil
Terdiam kaku
Menyisakan senyum malu
Sebab tak sudi meminta
Walau perut terus berdendang parau.
Tiada yang mendekat
Tiada yang mengangkat
Hingga dirubung lalat
Dan tibalah regu
Berpakaian hazmat.
Duhai Tuhanku Segala Makhluk CiptaanMu
Mohon jangan tinggalkan kami
Hamba hambaMu nan lemah ini.
Siramilah bumi Pertiwi
Dengan hujan pembasuh wabah
Enyahlah engkau apapun itu yang tak nampak
Cukuplah rona hitam
Yang telah engkau taburkan
Ke pelosok negeri.
Dari balik jendela kamarku
Aku melihat semesta telah gigil
Mengguncang tanah airku
Sedang mereka di singgasana
Nyaris tak guna
Mengemban sumpah setia
Membela jelata
Sebaliknya sebagian telah berubah sebagai para pengkhianat bangsa.
Ya Robbana….
Dalam gemetar yang semakin mengguncang rasa
Hanya kepadaMu jua
Kami berserah diri
Laahaola wala quwwata ila billahi aliyul adhim.
Jangan biarkan kami menyerah
ya Robb….
Jangan biarkan
Kami melemah.