thayyibah.com :: Bila dahulu kehidupan remaja cenderung dikendkang oleh nilai-nilai moral yang mengungkungnya, baik dari masyarakat maupun keluarga, maka zaman sekarang justru mengabaikannya.
Mendengarkata remaja, ada banyak hal negative yang akan timbul dari pikiran kita. Sebut saja tentang kenakanalan remaja saat ini. Seperti tindakan criminal berupa pencurian,perampokan, mengedarkan dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Belum lagi gadis-gadis muda yang hamil di luar nikah, hingga seabrek permasalahan lain yang tidak kunjung selesai. Dan hampir semuanya masalah moral.
Menurut Hasan Basri remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan dialami, dalam bidang fisik-biologis maupun psikis atau kejiwaan.
Menstruasi pertama bagi kaum wanita dan keluarnya sperma dalam mimpi basah pertama kaum pria adalah merupakan tonggak pertama dalam kehidupan manusia yang menunjukkan bahwa mereka sedang dalam perjalanan usia remaja yang indah dan penuh dengan tanda tanya.
Dalam pertumbuhan fisik-biologisnya, kemasakan hormon dalam tubuh remaja sangat mempengaruhi kemasakan seksual dengan timbulnya dorongan-dorongan seksual yang semakin hidup dan bergelora.
Saat itu, minat terhadap jenis kelamin lain mulai berkembang dalam arti khusus, padahal di saat yang bersamaan pengenalan terhadap diri sendiri masih sangat kurang. Selain itu, perkembangan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana mestinya juga akan menimbulkan pertanyaan yang mengganggu dan sangat mengusik kehidupan kaum remaja.
Saat ini, dengan berkembangnya masyarakat yang demikian pesat dalam berbagai hal, termasuk dalam materi, dan pergeseran nilai-nilai pun tidak hanya berdampak pada para orang tua, tapi juga pada para remaja. Jika saat itu orang tua tidak tanggap akan kebutuhan anaknya yang beranjak remaja, tidak memberikan perhatian lebih dan lebih mementingkan keunggulan materi ketimbang tanggung jawab terhadap anaknya, maka dapat dipastikan anak-anaknya akan terbengkalai.
Secara sederhana ada beberapa faktor penyebab pembentuk kepribadian remaja, yaitu :
1.Faktor lingkungan orang-orang terdekat seperti keluarga, teman dekat, teman sekolah dan juga pendidik di sekolah.
2.Faktor kelabilan jiwa remaja yang cenderung mengalami perubahan sehingga remaja mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan dan mengarahkan berbagai dorongan kejiwaan pada dirinya.
3.Faktor eksternal yang sekarang serba boleh, seperti berubahnya nilai-nilai dalam masyarakat, tayangan dan informasi yang tidak mendidik, gaya hidup hedonisme/materialisme.
Dari ketiga hal itu, kita dapat melihat bagaimana terbentuknya kepribadian para remaja.
Seperti contohnya saja, bila dimana-mana kita melihat banyak remaja yang memiliki gaya hidup hedonisme, materliasme, kita bisa kembalikan pada factor terakhir. Tayangan apa saja yang mereka konsumsi setiap harinya.
Islam Mengarahkan Pergaulan Remaja
Bila kita berbicara tentang pemuda (remaja termasuk), maka Al Qur’an telah menyebut banyak kisahnya.
Ada pemuda Yusuf a.s., pemuda Al Kahfi, pemuda Sulaiman dan banyak kisah lain yang memiliki kisah pemuda cemerlang. Kemudian juga dalam sirah nabawiyyah, kita juga akan pemuda-pemuda mulia dan luar biasa, yang menjadi sahabat Rasulullah.
Sebut saja Mus’ab bin Umair yang awalnya hidup penuh dengan gelimang harta, tampan, tapi meninggal hanya memiliki selembar kain yang tidak cukup untuk menutupi tubuhnya. Ada juga Ibnu Abbas yang menjadi ahli tafsir, ada pula Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid dan masih banyak lagi.
Di kalangan sahabayyiah bisa kita temui Aisyah yang menjadi rujukan fiqh, Asma binti Abu Bakar, dan Fatimah binti Muhammad.
Dalam hal ini, Islam menganggap bahwa para pemuda dan pemudi yang mereka miliki merupakan asset potensial yang ikut menentukan arah masa depan.
Mudahnya, Bila ingin melihat masa depan suatu bangsa, maka lihatlah pada para pemudanya.
Sehingga pada zaman setelah meninggalnya Rasulullah, atau pada masa khulafaur Rasyidin kita bisa melihat langsug bagaimana kehidupan mereka saat itu. Begitu tertata dengan baik, dan bahkan terus mengalami kemajuan, di luar konflik yang terjadi di antara mereka.
Para pemuda islam saat itu benar-benar membuktikan bahwa mereka merupakan pemuda yang luar biasa hingga islam terus memimpin dunia selama 14 abad lamanya. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa sekali, mengalahkan dua imperium besar sebelumnya.
Para pemuda saat itu sadar betul akan beban yang mereka pikul.
Ada banyak tugas berat yang disandang para pemuda. Antara lain:
1.Sebagai penyambung generasi kaum beriman (QS.52:21, 25:74)
2.Sebagai pengganti orang-orang yang beriman yang telah terjadi degradasi iman (QS.5:54)
3.Sebagai reformer spiritual terhadap kaum yang telah menyimpang dari agama (QS.5:104)
4.Sebagai unsur perbaikan (QS.18:13-14)
Hanya sayangnya, banyak pemuda yang sekarang ini salah kaprah dan tidak memahami tugas berat ini karena lemahnya pemahaman mereka terhadap Islam yang syamil dam mutakamil.
Selain itu, yang lebih ironis lagi adalah mereka juga tidak mengerti akan makna dasar kehidupan ini. Seperti dari mana mereka berasal, untuk apa diciptakan dan kemana setelah mati. Dan jarang sekali pertanyaan tersebut bisa dijawab.
Tidak hanya itu saja. Bahkan saat ditanya akan siapa tokoh idola mereka, maka mereka akan menjawab tokoh-tokoh duniawi seperti artis, atlit. Ini cukup berbahaya bagi pola piker mereka.
Karena, selanjutnya hal yang bisa kita tebak adalah, kehidupan mereka akan berpusar pada artis-artis idola mereka yang mereka jadikan sebagai panutan. Dalam suatu hadits, Rasulullah berkata, “ seseorang itu bersama orang yang dia sukai.”
Di sini, tidak hanya kemana dia besok akan berakhir. Syurga atau neraka. Tapi juga bagaimana kehidupannya selama di dunia.
Seseorang yang mengidolakan artis papan atas seperti Madonna misalnya, dia akan menjiplak habis apa yang Madonna lakukan, style, hingga yang parah adalah agama yang dianutnya. Bila hampir semua pemuda mengidolakan orang-orang yang salah, maka saat itu, kita bisa bayangkan bagaimana masa depan mereka, bagaimana Negara dan bangsa mereka.
Masalah lain yang cukup mengerikan dan harus mendapat perhatian lebih adalah mengenai kehidupan bebas.
Dalam hal ini adalah bebasnya kehidupan antar jenis di antara para pemuda yang akan mejadi tonggak kehidupan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan bahkan memberikan banyak rambu-rambu agar berhati-hati dalam melewatinya.
Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini. Kita bisa memahami hakikat pergaulan dalam Islam dengan melihat Al Qur’an :
“Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan” (QS.17:32).
Dan, kita bisa memahami rambu-rambu Ilahiah seperti berikut ini :
1. Rambu hati, didasarkan hadits shahih Bukhari :
“Zina itu banyak cabangnya, yaitu zina hati, mata, dan telinga, dan alat kelaminlah yang akan membuktikan apakah berzina atau tidak”.
2. Rambu mata, didasarkan pada hadits shahih Bukhari “
“Apabila seseorang memalingkan pandangannya pada wanita (lawan jenis;pen) yang bukan muhrimnya karena takut kepada Allah, maka Allah akan membuat dia merasakan manisnya iman”.
Dalam An-Nur/24:30-31 ada larangan untuk mengumbar pandangan, dan hadits lewat Imam Ali : Hai Ali, hanya dijadikan halal bagimu pandangan yang pertama”(Bukhari).
3. Rambu telinga, adanya larangan untuk mendengar perkataan-perkataan yang tidak senonoh dan jorok.
4. Rambu tangan, wujudnya dengan martubasi dan bersalaman atau menyentuh lawan jenis yang bukan muhrimnya. Didasarkan pada hadits :
“Lebih baik seseorang menggenggam bara api (babi, di lain riwayat) atau ditombak dari duburnya hingga menembus kepala daripada menyentuh wanita yang bukan muhrimnya.”
Rasullullah selama hidupnya tidak pernah menyentuh wanita yang bukan muhrimnya, hanya mengucapkan salam.
5. Rambu kaki, larangan untuk melangkahkan kaki ke tempat-tempat maksiat atau tempat dimana terjadi pembauran laki-laki wanita yang tidak dikehendaki dalam Islam. Khusus wanita dilarang menghentakkan kaki dengan maksud memperlihatkan perhiasan (An-Nur/24:31).
6. Rambu suara, dasarnya surat Al-Ahzab/33:32 :
“Hai isteri-isteri Nabi, tiadalah kamu seperti salah seorang dari perempuan-perempuan itu jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lembut dalam berbicara sehingga tertariklah orang yang di hatinya ada penyakit (keinginan), dan ucapkanlah perkataan yang baik.
Ayat ini tentu tidak hanya ditujukan buat isteri Rasul semata. Untuk itu kita perlu berhati-hati terhadap suara yang mendayu, mendesah, merayu seperti sering dieksploitasi media massa.
7. Rambu seluruh tubuh, dasarnya An-Nur/24:1, 31, Al-Ahzab/33:59).
“Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan-perempuan mukmin, ‘Hendaklah mereka itu memakai jilbab atas dirinya.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal, maka mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang”.
Ayat di atas mewajibkan kita untuk menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, kecuali muhrimnya. Sementara untuk pria auratnya adalan antara pusar dengan lutut.