thayyibah.com :: Bertanya tentang agama ada banyak ragamnya.
Pertama, pertanyaan yang tidak berguna bagi agama. Tidak mengetahui hal itu tidak membahayakan, dan mengetahuinya juga tidak membawa manfaat. Misalnya, menanyakan nama anjing ashabul kahfi, warna kulitnya, jantan atau betina; menanyakan jenis kayu perahu Nuh ‘alaihissalam,dan
Kedua, pertanyaan wajib, yaitu pertanyaan tentang ibadah-ibadah yang diwajibkan, seperti tentang tata cara pelaksanaannya, bertanya tentang halal-haram.
Ketiga; pertanyaan terlarang, yaitu pertanyaan tentang bagaimana Dzat dan sifat-sifat Allah Jalla Jalaaluhu, bagaimana Allah menyandang sifat-sifat tersebut, bertanya tentang ciri-ciri ‘Arasy dan bagaimana Allah bersemayam di atasnya, serta hal-hal lain yang tidak boleh dibahas.
Pada suatu hari, Imam Malik ketika duduk di Masjid ditanya tentang bagaimana Allah ‘Azza wa Jalla bersemayam di atas ‘Arsy. Ia pun menjawab, “Bersemayam itu sudah maklum, tata caranya tidak diketahui, mengimaninya wajib, dan menanyakannya bid’ah.” Seperti itu pula yang seharusnya diucapkan berkenaan dengan semua sifat Allah (tangan, wajah, mata, kaki, dan betis Allah). Kita cukup menegaskan sifat Allah tersebut, dan tentang bagaimananya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Mahasuci dari segala macam bentuk penyerupaan dan pembatasan.
Allah ‘Azza wa Jalla tidak menjelaskan beberapa hal sebagai rahmat bagi kita. Untuk itu, tidak selayaknya kita membahasnya secara mendalam.
Saudari harus tahu, bahwa Allah itu menghendaki kebaikan untuk Anda, dan menghendaki sesuatu dari Anda. Apa saja yang Allah kehendaki untuk kebaikan Anda akan Dia jelaskan, sementara apa yang tidak dikehendaki-Nya dari diri Anda tidak Allah jelaskan. Karena itu, janganlah menyibukkan diri dengan sesuatu yang tidak dikehendaki Allah dari diri Anda. Seseorang pernah mendatangi Nabi Shallallaahu’alaihi wa Sallam, lalu bertanya, “Kapan kiamat terjadi?” Nabi Shallallaahu’alaihi wa Sallam balik bertanya, “Apa yang telah kamu persiapkan untuknya?”
Untuk itu, tidak selayaknya kita menanyakan hal-hal yang justru berdampak buruk bagi kita, yang sebenarnya tidak kita perlukan, atau menanyakan hal-hal yang tidak berguna. Semua itu dilarang Nabi Shallallaahu’alaihi wa Sallam.
Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahihnya, bahwa Nabi Shallallaahu’alaihi wa Sallambersabda:
إن الله كره لكم ثلاثا : قيل و قال و إضاعة المال و كثرة السؤال
“Sungguh, Allah tidak menyukai dari kalian tiga perkara; melakukan desas-desus, menyia-nyiakan harta, dan banyak bertanya.”
————————————————————-
Diketik ulang dari buku “300 Dosa yang Diremehkan Wanita” karya Syaikh Nada Abu Ahmad
Artikel www.muslimah.or.id