thayyibah.com :: Kolin adalah salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Nutrisi ini banyak ditemukan dalam berbagai jenis makanan. Pada wanita hamil, nutrisi ini bukan hanya memberi asupan gizi pada sang ibu, tetapi juga janin yang ada di dalam kandungan. Jadi, seberapa banyak ibu hamil membutuhkan kolin dan bagaimana akibatnya jika kekurangan kolin saat hamil? Simak ulasannya berikut ini.
Seberapa banyak asupan kolin dibutuhkan oleh ibu hamil?
Kolin adalah zat yang sangat mirip bentuknya dengan kelompok vitamin B, meski zat ini bukan termasuk ke dalam golongan vitamin. Sebenarnya tubuh sudah memproduksi zat ini, tapi jumlahnya tidak memenuhi kebutuhan sehingga perlu mendapat tambahan dari makanan.
Kolin banyak ditemukan pada makanan yang mengandung lemak alami karena di dalam kolin terdapat senyawa yang membentuk lemak.
Ada beberapa makanan yang mengandung kolin, seperti hati sapi, daging ayam, minyak ikan, telur, kacang merah, kacang kedelai, kembang kol, brokoli, biji bunga matahari, jamur, bayam, beras cokelat, susu, dan yogurt.
Kebutuhan kolin antara pria dan wanita berbeda. Untuk wanita, asupan kolin yang harus dipenuhi setiap hari adalah 425 miligram (mg). Namun, kebutuhannya meningkat selama masa kehamilan yaitu menjadi 450 miligram kolin per hari.
Apa saja peran kolin di dalam tubuh?
Kolin berperan penting dalam berbagai sistem di dalam tubuh. Saat kebutuhan kolin tidak tercukupi, akan muncul gejala tubuh terasa lemah, nyeri otot, penurunan daya ingat dan tidak fokus, suasana hati mudah berubah, bahkan kerusakan saraf. Namun untuk ibu hamil, ada kemungkinan bahaya lain yang bisa terjadi pada sang ibu dan juga janin.
Kolin melindungi hati dari penumpukan lemak. Kolesterol dan trigliserida adalah dua bentuk lemak yang sering kali menumpuk di hati. Dengan adanya kolin, lemak-lemak tersebut diangkut ke bagian tubuh lain yang membutuhkan sehingga tidak menumpuk. Jadi, kolin memberikan perlindungan pada sang ibu hamil dari risiko perlemakan hati dan penyakit hati lainnya di kemudian hari.
Selama kehamilan trimester ketiga, volume sel-sel pada otak mengalami penurunan. Kondisi tersebut bisa menyebabkan daya ingat menjadi melemah sehingga sang ibu kemungkinan sering mengalami lupa.
Untungnya, tubuh bisa meminimalkan efek tersebut dengan kolin. Mendapatkan tambahan asupan kolin dari makanan, membantu lemak diserap dengan lebih baik oleh tubuh untuk membangun membran sel pada otak.
Jadi, kolin dapat mencegah penyusutan volume otak selama masa kehamilan. Selain itu, janin yang mendapatkan kolin akan memiliki daya ingat yang sangat baik.
Apa yang terjadi jika kekurangan kolin saat hamil?
Sebuah penelitian yang dilakukan University of Illinois yang diterbitkan pada Division of Nutritional Science menunjukkan bahwa kekurangan kolin selama masa kehamilan menyebabkan terganggunya perkembangan otak janin.
Menurut American Journal of Epidemiology, kekurangan kolin saat hamil bisa meningkatkan bayi lahir dengan cacat tabung saraf, seperti spina bifida atau anenchepaly.
Selain bekerja sama dengan vitamin B untuk mendukung metabolisme dan fungsi otak, kolin juga bekerja sama dengan asam folat. Jadi, ketiga nutrisi tersebut saling membutuhkan satu sama lain agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik di tubuh.
Saat ibu hamil memiliki kadar asam folat yang rendah, kolin bisa menjadi penggantinya. Asam folat dibutuhkan selama kehamilan untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin.
Kolin juga ditemukan pada ASI, inilah alasannya mengapa ibu hamil dan menyusui penting untuk memenuhi asupan kolinnya per hari. Kekurangan kolin, bisa mengurangi zat gizi yang terdapat pada ASI nantinya.
Sumber: hellosehat.com