Oleh: Pipiet Senja
Sulung dari 4 bersaudara. Lahir Jambi,19 Februari 1983. Orangtua nya adalah pengusaha sawit yang sukses, kaya raya dan kini tinggal di Depok
Reinhard digambarkan sebagai Kristen yang taat, tak pernah absen ke gereja (berdasarkan isi surat rekomendasi yang dikirimkan Gereja Manchester). Sopan, parlente, cerdas, supel, dan punya aksen ala Michael Jackson. (Berdasarkan surat rekomendasi yang dikirimkan oleh Ibu dan adik perempuannya)
Dia lulus dari jurusan arsitektur Universitas Indonesia (S1), untuk kemudian pindah ke Inggris. Meneruskan studinya disana pada 2007. Di Inggris, dia menamatkan 2 gelar master (S2) salah satunya jurusan Sosiologi.
Saat ditangkap, dia sedang menyelesaikan program Doktoral Ph.d, di bidang Human Gheography, dan menyusun disertase bertemakan Gay (S3).
Kasusnya terjadi 2017, kenapa baru awal 2020 terungkap ke media? Hampir semua kasus kriminal WNI di luar negeri, memang baru muncul saat vonis sudah dijatuhkan.
Reinhard ditangkap 2017. Dia diduga telah melakukan aksinya sejak 2015. Pemeriksaan saksi dan korban berlangsung marathon selama 2 tahun, dan baru divonis akhir 2019. Dengan pidana penjara seumur hidup. Dan saat hukuman dijalani 30 tahun, barulah ia boleh mengajukan keringanan
And thanks to BBC yang pertama kali memviralkan ini. KBRI jelas tahu kasus ini sejak awal, karena prosedur hukum WNI di luar negeri harus sepengetahuan kedutaan.
Berapa detail korban Reinhard? Polisi menemukan harddisc dengan kapasitas 3,29 TB. Berisi 1500 video. Ada 159 kejadian pemerkosaan dan 48 korban yang berhasil diiedentifikasi, dan diajukan kasusnya ke pengadilan.
Jumlah korban lebih sedikit dibandingkan jumlah pemerkosaan, karena ada beberapa korban yang diperkosa beberapa kali. Hanya ada 10 korban yang gay, selebihnya adalah pria straight atau hetero.
Polisi mencurigai, sebenarnya ada lebih dari 190 korban, dan peristiwa ini sudah berlangsung selama 10 tahun, atau sejak dia menetap di Inggris. Mayoritas korban adalah yang sedang mabuk setelah berpesta di club malam, didekat apartemen Reinhard.
Kok bisa sebanyak itu korban, tapi hanya 1 korban yang melapor?
Modus Operandi Reinhard
Dia keluar apartemen mulai jam 19.00. Berkeliling cari mangsa. Dia bujuk untuk ke apartemennya. Dia bius menggunakan obat bius GHB (Gamma Hidroksi Biroat). Obat kategori C yang dinobatkan sebagai “obat pilihan pemerkosa”, berbentuk cair dan tidak berbau. Selain bisa menghilangkan kesadaran, obat ini mempunyai efek melonggarkan lubang-lubang tubuh. Jadi saat dia melakukan penetrasi, tidak meninggalkan rasa sakit.
Dia merekam seluruh aksinya dengan menggunakan 2 kamera HP nya. Satu untuk jarak dekat. Satu untuk jarak jauh. Saat tersadar keesokan harinya, Reinhard biasanya akan memberi alasan, bahwa mereka numpang pipis, dsb.
Satuaa korban yang melapor itu, sesaat setelah dibius dan akan disodomi, dia tersadar, dan terjadi baku hantam. Reinhard berhasil dipukul dan berlumuran darah.
Saat ditemukan polisi, Reinhard sempat memberi kode palsu saat polisi ingin membuka hp nya untuk mengabari keluarganya. Hal itu membuat polisi curiga, kemudian menggeledah apartemennya, dan ditemukanlah bukti-bukti yang menggegerkan itu.
Benarkah dia psikopat? Ahli kejiwaan sudah menetapkan dia adalah seorang predator yang psikopat. Disebut predator, karena rentang korbannya luas. Usia 17 – 36 tahun. Straight dan gay, dia embat semua. Tidak pandang bulu ekonomi.
Disebut psikopat, karena dia mengumpulkan souvenir, berupa foto dari semua korbannya, yang dia cari dari laman sosial media para korban.
(Dirangkum dari berbagai sumber)