thayyibah.com :: Memasuki musim penghujan, ular kobra kerap memasuki permukiman warga dan membuat resah sejumlah warga. Warga pun diminta untuk tetap waspada dengan ‘teror’ ular kobra.
Ahli Hepertologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy sempat menjelaskan fenomena munculnya ular kobra sampai ke rumah warga di musim hujan mungkin saja terjadi, sebab ular kobra suka tempat yang lembab.
Sementara itu, ahli reptil dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB) Ganjar Cahyadi menjelaskan ciri-ciri ular berbisa di pemukiman warga.
Baru baru ini, dalam dua hari sebanyak delapan ekor anak ular kobra ditemukan warga di Jalan B Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Ganjar yang juga merupakan Kurator Museum Zoologi di ITB menyampaikan ular berbisa dapat dikelompokkan dalam dua famili yaitu elapidae dan viperidae.
Ular yang termasuk elapidae contohnya adalah ular kobra, ular belang (bungarus), dan ular cabai (calliophis intestinalis).
Sementara untuk kelompok viperidae, cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kelompok ular ini kalau di daun warnanya hijau sedangkan kalau di tanah warnanya kecoklatan.
“Ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Selain itu dari perilakunya juga dapat terlihat kalau ular berbisa lebih santai dalam bergerak, tapi kalau didekati akan melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang,” kata Ganjar dikutip dari Antara, Selasa (17/12).
Ganjar menjelaskan ular tidak berbisa tidak memiliki taring dan bila didekati manusia, ular itu akan kabur.
Ciri lain dari ular berbisa dapat dilihat dari warna atau coraknya. Ganjar menjelaskan ular berbisa lebih memiliki warna yang mencolok
Misalnya, ular cabai yang mempunyai garis warna merah di tubuhnya, kemudian ular bungarus memiliki warna hitam putih.
“Namun khusus untuk ular kobra, yang mencolok adalah karena warnanya hitam legam. Perilaku ular kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya. Bahkan dapat menyemburkan bisanya ke arah mata,” katanya.
Ganjar mengatakan pengetahuan jenis dan perilaku diperlukan agar masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi yang tepat. Menurut Ganjar, musim hujan merupakan masa di mana ular bereproduksi.
Sumber: cnnindonesia.com