Kepala bayi peyang bisa terjadi saat lahir, bisa juga setelahnya, dengan penyebab yang beragam. Meski tidak memengaruhi perkembangan dan fungsi otaknya, kepala bayi peyang dapat menyebabkan bentuk wajahnya menjadi tidak simetris.
thayyibah.com :: Tulang tengkorak bayi yang baru lahir masih sangat lunak dan fleksibel, sehingga dapat berubah bentuk jika ada tekanan dalam jangka waktu yang lama, misalnya karena bayi berbaring dengan posisi yang sama dalam waktu yang lama. Hal inilah yang membuat bagian belakang kepala atau salah satu sisi kepala bayi yang seharusnya bulat berubah menjadi peyang atau datar.
Penyebab Kepala Bayi Peyang
Secara umum, kepala bayi peyang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu plagiocephaly dan branchycephaly:
- Plagiocephaly adalah kepala bayi peyang pada salah satu sisi sehingga kepala terlihat asimetris. Kondisi ini dapat membuat posisi kedua telinga terlihat tidak sejajar dan kepala tampak tidak rata bila dilihat dari atas.
- Branchycephaly adalah kepala bayi peyang pada bagian belakang. Kondisi ini membuat kepala bayi tampak melebar hingga terkadang dahinya menonjol ke depan.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kepala bayi peyang, di antaranya:
1. Tidur telentang
Posisi tidur telentang memang lebih aman untuk bayi. Namun, tidur dengan posisi yang sama selama berjam-jam dapat menyebabkan bagian belakang kepala menjadi datar atau peyang.
2. Masalah di rahim
Selain posisi tidur, kepala bayi peyang juga bisa disebabkan oleh adanya tekanan pada kepala bayi saat masih di dalam rahim akibat cedera atau kekurangan cairan ketuban.
3. Ketegangan otot leher
Otot leher yang terlalu tegang atau kaku juga bisa membuat kepala bayi peyang. Hal ini biasanya karena saat otot leher tegang atau kaku, sehingga salah satu sisi kepala bayi akan lebih sering mendapatkan tekanan dibandingkan dengan sisi lainnya.
4. Lahir prematur
Kelahiran prematur juga sering mempengaruhi bentuk kepala bayi. Saat bayi lahir premature, tulang tengkorak mereka biasanya akan lebih lunak. Mereka pun cenderung tidur pada salah satu sisi kepala karena keterbatasannya untuk menggerakkan atau mengganti posisi kepala.
5. Kelainan tulang tengkorak
Dalam kasus yang jarang terjadi, kepala bayi peyang dapat disebabkan oleh penyatuan lempeng-lempeng tulang tengkorak yang terlalu dini (craniosynostosis).
Kondisi tersebut bisa membuat bentuk kepalanya menjadi tidak sempurna. Jika tidak segera ditangani, craniosynostosis pada bayi bisa menimbulkan gangguan penglihatan dan keterlambatan perkembangan kognitif.
Cara Mengatasi dan Mencegah Kepala Bayi Peyang
Untuk menghindari dan mengatasi masalah kepala bayi peyang, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
1. Ubah posisi tidurnya
Untuk mencegah kepala bayi peyang, usahakan mengubah posisi tidurnya ke sisi kanan atau sisi kiri secara berkala.
2. Ubah posisi tempat tidurnya
Bayi tertarik melihat benda-benda seperti jendela atau mainan yang dipasang di atas kepalanya. Nah, mengubah posisi mainan secara rutin atau tempat tidur akan mendorong kepala bayi menengok ke arah yang berbeda.
Hal ini akan membuat kedua sisi kepala Si Kecil akan mengalami penekanan yang seimbang.
3. Variasikan cara menggendong
Melakukan variasi dalam menggendong bayi, misal dengan posisi tegak, kemudian didekap, atau miring, juga dapat mengurangi tekanan berlebihan pada satu sisi kepalanya.
4. Gunakan ikat kepala khusus
Jika cara-cara di atas tidak berhasil, penggunaan ikat kepala atau helm khusus terkadang bisa menjadi pilihan. Fungsi ikat kepala dan helm khusus ini adalah untuk memberi tekanan pada salah satu sisi kepala dan mengurangi tekanan di sisi yang lain.
Cara ini biasanya dilakuan saat tulang tengkorak bayi masih lunak, yaitu sekitar usia 5-6 bulan dengan pemakaian terus-menerus setiap hari. Namun, tidak semua dokter merekomendasikan penggunaan alat, karena belum ada penelitian yang menunjukkan efektivitasnya.
Kepala peyang memang tidak membahayakan, tetapi bisa membuat wajah dan kepala bayi terlihat tidak simetris. Lakukanlah cara-cara yang telah dijelaskan di atas untuk mencegah dan mengatasi kondisi ini. Jika tidak juga membantu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.