Breaking News

Menginstal Sifat Rasulullah, Caranya?

Rasulullah
Foto: Wikipedia

 

thayyibah.com :: Keteladanan terhadap Rasulullah SAW menjadi kunci untuk menghadapi era disrupsi. Ustadz Erick Yusuf menyebut hijrah bisa menjadi cara untuk hal tersebut.

Ia menilai saat ini tren hijrah sangat besar. Banyak generasi muda berbondong-bondong hijrah agar lebih dekat kepada Yang Mahakuasa dan tidak terlena akan kehidupan duniawi. Meski begitu, hijrah juga perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut.

“Kalau hijrah ini hanya tren dan tidak diikuti dengan niat yang ingin berubah, tidak hanya ikut-ikutan, ini akan menjadi musim an saja,” ujarnya.

Bagi anak muda saat ini, teknologi bisa digunakan untuk melakukan pendekatan. Media sosial dengan be ragam macam yang ada bisa menjadi fasilitas dakwah agar bisa diterima dengan maksimal.

Dia menilai penggunaan teknologi di bidang dakwah masih belum optimal. Para ulama atau ustadz yang ada di media sosial masih belum se penuhnya merepresentasikan kalangan dakwah secara luas. Kebanyakan mereka yang ramai dibicarakan di media sosial adalah ulama-ulama baru dan dikhawatirkan belum memiliki kapasitas untuk berbicara agama.

Para dai yang sudah mumpuni dan memiliki ilmu hendaknya juga mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi. Sementara, mereka kebanyakan lebih sering tampil di media konvensional, seperti televisi, radio, dan koran. “Untuk anak muda, bagusnya dengan media sosial. Hendaknya, ya, mengikuti sifat Nabi. Tabligh atau menyebarkan informasi-informasi yang baik dengan maksimal,” lanjut dia.

Pada zaman Nabi, akses informasi tidak seperti saat ini yang amat canggih dan cepat. Ketika itu, Rasulullah menemukan banyak kendala dalam menyebarkan kebaikan, termasuk cara dan jarak, dua hal yang tidak menjadi kendala pada masa sekarang. Ustadz Erick pun menyebut para dai muda saat ini berkesempatan untuk menjadi dai yang lebih baik. Dai merupakan penyampai dari kebenaran dan kebaikan. Anak-anak muda bisa menjadi agen perubahan untuk hal-hal tersebut.

“Tapi perlu diperhatikan juga jangan sampai berlebihan. Jangan buru-buru memfatwa kan sesuatu. Ini berbahaya,” ujar dia.

Dalam merunut sifat Nabi juga memerlukan sifat fathanah atau cerdas. Menurut Ustadz Erick, fathanah merefleksikan sifat mampu memilah dan memilih mana informasi yang baik dan buruk serta memahami waktu sebuah informasi itu dapat disebar atau belum.

Selain itu, kejujuran atau shiddiq pun dibutuhkan agar tidak ada hal-hal yang ditutup-tutupi. “Kalau mukmin-mukmin mau menginstal di dalam dirinya sifat-sifat Nabi dalam kapasitas dirinya yang kecil, maka ia dapat menjadi dai yang menyebarkan informasi dengan baik dan benar,” ucap dia.

Sumber: republika.co.id

About A Halia