thayyibah.com :: Pemimpin calon penghuni surga harus penyampai amanat. Jabatan adalah amanat berat yang akan dipertanggungjawabkan. Dalam kitab at-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk, Al-Ghazali memberikan nasihat kepada para pemimpin dengan 10 pokok nasihat.
Dalam kesempatan kali ini, thayyibah.com akan membeberkan lima dari sepuluh nasihat tersebut yaitu:
Pertama, janganlah engkau memandang rendah orang-orang yang memiliki kebutuhan yang menunggu di depan pintumu. Hati-hatilah terhadap mereka. Manakala salah seorang Muslim memiliki kebutuhan terhadapmu, janganlah engkau malah tidak memperdulikan mereka karena sibuk dengan ibadah-ibadah sunnah. Sebab,memenuhi berbagai kebutuhan kaum Muslim adalah lebih utama daripada menunaikan ibadah-ibadah sunnah.
Suatu hari, Umar bin Abdul Aziz memenuhi berbagai kebutuhan rakyatnya. Ia kemudian duduk menyandar karena kelelahan Setelah itu ia masuk ke rumahnya untuk beristirahat menghilangkan kepenatan.
Anaknya kemudian berkata kepadanya: “Apa yang telah membuat ayah merasa aman sementara kematian bisa saja datang saat ini, sedangkan pada saat yang sama di depan pintu ayah ada orang membutuhkan yang sedang menunggu sementara Ayah malah mengabaikan haknya?”.
Umar bin Abdul Aziz berkata: “Engkau benar!” Maka, saat itu juga Umar bangkit dan pergi ke majelisnya.
Kedua, janganlah engkau membiasakan dirimu sibuk mengurusi berbagai keinginan seperti ingin pakaian kebesaran atau memakan makanan yang lezat. Akan tetapi, hendaklah engkau bersikap qana’ah (keseimbangan dalam harta, tidak boros dan tidak kikir) terhadap seluruh perkara. Sebab, tidak akan ada keadilan tanpa sifat qana’ah.
Umar bin Kaththab bertanya kepada seorang salih: “Apakah engkau melihat sesuatu pada diriku yang engkau benci?”
Orang itu berkata: “Aku mendengar bahwa engkau pernah meletakkan roti di atas meja makanmu, dan engkau punya dua baju, satu dipakai untuk malam hari dan satu lagi untuk siang hari. Apakah selain itu ada sesuatu?”
Umar menjawab: “Tidak.”
Orang itu berkata: “Demi Allah, kedua perkara ini tidak akan selamanya.”
Ketiga, sesungguhnya engkau, jika memang mampu melakukan setiap urusan dengan penuh kasih sayang dan kelemah lembutan, maka janganlah melakukan dengan kekerasan dan sikap kasar.
Ahli surga ada tiga: Pertama, orang yang mempunyai kekuasaan hukum yang adil dan bersedekah kepada kaum fakir, selalu taat kepada Allah. Kedua, seorang yang hatinya lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap sanak saudara. Ketiga, orang salih yang menahan dirinya dari hal-hal yang haram, mempunyai keluarga, tapi cintanya terhadap keluarga tidak mendorong untuk berbuat yang haram.
Keempat, hendaklah engkau berupaya dengan sungguh-sungguh untuk meraih keridhaan rakyatmu melalui cara-cara yang sesuai dengan syariah. “Sebaik-baik umatku adalah orang-orang yang mencintai kalian, dan kalian mencintai mereka. Dan seburuk-buruk umatku adalah orang-orang melaknat kalian, dan kalian melaknat mereka,” sabda Rasulullah.
Kelima, janganlah engkau mencari keridhaan seorang manusia melalui cara-cara yang bertentangan dengan syariah. Siapa saja yang marah karena adanya pelanggaran syariah, maka marahnya tidak membawa bahaya. Mu’awiyah menulis surat kepada Aisyah RA agar memberikan nasihat dengan nasihat yang singkat. Maka,
Aisyah menulisnya: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: Siapa saja yang mencari keridhaan Allah walaupun manusia marah kepadanya, maka Allah akan ridha kepadanya, demikian pula manusia akan ridha kepadanya. Siapa saja mencari keridhaan manusia dengan cara dimurkai Allah, maka Allah akan murka kepadanya, demikian pula seluruh makhluk akan marah kepadanya.”
Sumber: republika.co.id