Oleh: Tarmidzi Yusuf
Anies adalah representasi kemenangan ummat Islam Jakarta bahkan kemenangan ummat Islam Indonesia. Anies – Sandi pasangan yang dipandang sebelah mata dan tidak diperhitungkan sama sekali keluar sebagai pemenang. Tentu kita masih ingat semua lembaga survey dan media mainstream menjagokan petahana si penista agama. Uang, mesin politik, media sebagai alat propaganda bahkan aparat negara berpihak ke Ahok.
Kemenangan Anies – Sandi simbol kemenangan atas kesombongan dan kedzaliman. Keruntuhan dan kerugian ratusan triliun penyokong dana Ahok. Pusat prostitusi kelas atas yang konon ada Menteri Jokowi jilid dua pelanggan Alexis. Reklamasi yang telah menelan uang lebih dari 300 triliun ditutup. Beberapa proyek besar di pulau reklamasi gagal total. Aseng meradang.
PSI menurut sebuah sumber “dimodali” oleh aseng yang ditugaskan secara khusus untuk menyerang Anies. Sekalipun Ahok telah menjadi kader PDIP menurut sumber itu lagi, Ahok sangat dekat dengan PSI. Dibullynya Anies bagian dari propaganda aseng karena bisnis dan kepentingannya terganggu.
Serangan terhadap Anies makin masif hingga 2022. Semua amunisi akan mereka keluarkan. Serangan meme Gubernur Jahat oleh manusia tak berguna bernama Ade Armando kagak bakal ngepek. Rakyat sudah mual melihat diskriminasinya aparat penegak hukum terhadap Ade Armando. Justeru akan berbuah manis untuk Anies Baswedan. Rakyat makin simpati dan membela Anies tanpa Anies membela diri sekalipun.
Salahsatu cara untuk “menjinakkan” Anies adalah melalui lobby politik yang dilakukan NasDem. Tawar menawar untuk 2022 dan 2024 dengan kompensasi agar Anies menghentikan “mengganggu” kepentingan aseng. Sekalipun NasDem dengan tagline tanpa mahar, dalam politik tidak ada yang gratis. Bisa saja mahar dikompensasi dengan agenda besar NasDem untuk Jakarta dan Indonesia yang pro aseng.
Awas agenda besar NasDem dengan “menyandera” Anies untuk kepentingan politik NasDem 2024!